Monday, August 18, 2014

MARI BELAJAR BAHASA ARAB

MARI BELAJAR BAHASA ARAB… Yuk!.
--------------------------

➰➰➰➰➰➰
     ~~~~��~~~~

Allōh taâlā berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qurān dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. QS. Yusuf: 2.

Berkata imam Ibnu Katsīr dalam Tafsirnya:

وَذَلِكَ لأنه لُغَةَ الْعَرَبِ أَفْصَحُ اللُّغَاتِ وَأَبْيَنُهَا وَأَوْسَعُهَا، وَأَكْثَرُهَا تَأْدِيَةً لِلْمَعَانِي الَّتِي تَقُومُ بِالنُّفُوسِ.

Demikian itu, dikarenakan bahasan Arab itu yang paling Fasih, paling jelas dan luasnya dari bahasa-bahasa yang ada. Dan paling banyak metode penyampaiannya penuh dengan makna yang bisa meluruskan jiwa”.

��[Tafsir Ibnu Katsīr].

➰➰➰➰➰➰

Berkata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah al-Harrōniy rohimahullōh:

“Sesungguhnya bahasa arab itu sendiri bagian dari agma, mempelajarinya termasuk kewajiban, karena memahami al-Qurān dan Sunnah itu wajib sementara tidaklah mampu dipahami selain dengan memahami bahasa Arab.

Dan kaidahnya: jika ada suatu perkara yang tidaklah bisa terwujud suatu kewajiban kecuali dengan perkara itu, maka perkara itupun menjadi wajib hukumnya.

Akan tetapi, bisa jadi kewajibannya bersifat wajib ‘ain dan bisa jadi wajib kifayah.

Inilah yang diingankan dari riwayat yang dibawakan oleh imam Abu Bakr ibnu Abi Syaibah, dari Ùmar bin Zaid, ia berkata: Ùmar bin Khoththōb menulis surat untuk Abu Musa al-Asyàriy rodhiallōhuànhumā, dalam surat itu beliau berkata:

«أما بعد. فتفقهوا في السنة، وتفقهوافي اللغة وأعربوا القرآن، فإنه عربي»

‘Tafaqquh (dalamilah) oleh kalian Sunnah, dan tafaqquh lah kalian Bahasa Arab, dan I’rob (jabarkan sesuai tata bahasa Arab; -penj.) Al-Qurān itu, karena Qurān itu berbahasa Arab!’.

Dan dalam riwayat lain, yang juga dari Ùmar bin Khoththōb rodhiallōhu ànhu ia berkata:

: «تعلموا العربية فإنها من دينكم، وتعلموا الفرائض فإنها من دينكم»

‘Pelajarilah oleh kalian semua bahasa Arab!, karena ia merupakan bagian dari Agama kalian, dan pelajarilah ilmu waris!, karena ia juga bagian dari Agama kalian.’

Inilah yang diperintahkan Ùmar rodhiallōhuànhu.

Oleh Karen itu, barangsiapa yang mempelajari bahasa Arab dan juga memahami ilmu Syariat, maka ia telah mengumpulkan perkara yang sangat ia butuhkan, karena Agama itu terkandung padanya ucapan-ucapan dan amalan-amalan, sehingga mendalami bahasa Arab itu merupakan jalan untuk memahami ucapan-ucapan tersebut, dan mempelajari Sunnah itu jalan untuk memahami amalan-amalan tersebut.”

��[Kitab: Iqtidhō ash-Shirōthil Mustaqīm]

➰➰➰➰➰➰

Berkata imam Al-Ashmaìy rohimahullōh:

"Yang aku khawatirkan menimpa para penuntut ilmu agama adalah...

jika mereka tidak mengetahui ilmu nahwu (tata-grammar bahasa arob), saya khawatir mereka akan terjatuh dalam sabda nabi:

"من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار"

"Barangsiapa yg berdusta atas namaku dengan sengaja maka silahkan ia ambil tempat duduk di neraka!".

HR. Bukhoriy-Muslim.

��[At-Ta'līqotul Jāliyah].

➰➰➰➰➰➰

Ucapan-ucapan Imam Asy-Syāfiìy rohimahullōh:

من تبحر في النحو اهتدى إلى كل العلوم

"Siapa yg memperdalam ilmu nahwu, akan dibukakan baginya semua ilmu"

"لا أْسأل عن مسألة من مسائل الفقه، إلا أجبت عنها من قواعد النحو"

"Tidaklah aku ditanya dari sebuah permasalahan saja, dari masalah2 fiqh, kecuali aku jawab dengan kaidah2 nahwu"

ما أردت بها - يعني العربية - إلا الاستعانة على الفقه

"Tidaklah aku inginkan dari ilmu bahasa arob itu selain untuk membantu dalam ilmu fiqh".

��[Al-Khoshōish, Syadzarōt Adz-Dzahab, Siyar Alaminnubalā].

➰➰➰➰➰➰

Berkata Imam Ibnu Àbdilbar rohimahullōh:

عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ سُلَيْمَانَ قَالَ: سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ مُحَمَّدَ بْنَ إِدْرِيسَ يَقُولُ: «مَنْ حَفِظَ الْقُرْآنَ عَظُمَتْ قِيمَتُهُ وَمَنْ طَلَبَ الْفِقْهَ نَبُلَ قَدْرُهُ وَمَنْ كَتَبَ الْحَدِيثَ قَوِيَتْ حُجَّتُهُ، وَمَنْ نَظَرَ فِي النَّحْوِ رَقَّ طَبْعُهُ، وَمَنْ لَمْ يَصُنْ نَفْسَهُ لَمْ يَصُنْهُ الْعِلْمُ»

Dari Ar-Robī’ bin Sulaimān, ia berkata: “Aku mendengar imam Syāfiìy Muhammad bin Idris berkata: ‘Barangsiapa yang menghapal Qurān itu akan mulia derajatnya, dan barangsiapa yang mempelajari hadits, akan terhormat kedudukannya, dan barangsiapa yang menulis hadits, akan kuat hujjahnya, dan barangsiapa yang mendalami ilmu Nahwu, akan lembut tabi’atnya, dan barangsiapa yang tidak mengekang jiwanya maka tidaklah ilmu akan menjaga dirinya”.

��[Jamiùl Bayān Ilm Wa Fadhlih]

➰➰➰➰➰➰

Berkata imam Syu’bah rohimahullōh:

“ مَثَلُ الَّذِي يَتَعَلَّمُ الْحَدِيثَ وَلَا يَتَعَلَّمُ النَّحْوَ مَثَلُ الْبُرْنُسِ لَا رَأْسَ لَهُ .”

Permisalan bagi seorang yang belajar hadits tapi tidak belajar ilmu nahwu itu bagaikan ‘BURNUS’ tapi tanpa penutup kepalanya!”.

(Burnus: sejenis mantel yang biasa dikenakan dengan ada penutup kepalanya)

Berkata ‘Abdulmalik rohimahullōh:

“اللَّحْنُ فِي الْكَلَامِ أَقْبَحُ مِنْ آثَارِ الْجُدَرِيِّ فِي الْوَجْهِ “.

“al-Lahn (kesalahan berucap bahasa Arab; -penj.) itu lebih jelek ketimbang bekas cacar di wajah!”.

��[al-Adabusy Syarīàh karya Al-Ajurriy].

          ~°°°°°~

***********************
‘Yuk… belajar bahasa Arab!.
***********************

Akhukum Hudzaifah bin Muhammad.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites