Sunday, November 30, 2014

Mendidik Anak Untuk Shalat

Kumpulan Fatwa 18

Mendidik Anak Untuk Shalat

السؤال:
عندي أولاد هداهم الله غير محافظين على الصلاة وهم في سن التكليف وإذا كنت خارج المنزل غالباً ما يصلون في البيت، فما هي طريقة المثلى في توجهه أثابكم الله؟

PERTANYAAN:
Saya memiliki beberapa anak
-semoga Alloh memberi hidayah kepada mereka- yang mereka itu tidaklah menjaga sholat, dan mereka telah berusia terkena beban taklif (telah baligh; pent.), apabila saya keluar dari rumah seringnya mereka tidaklah sholat di rumah.

Bagaimanakah cara yg terbaik untuk mengarahkan hal ini?

-semoga Alloh memberi engkau pahala-
�� الجواب:
الطريقة المثلى الحزم معهم بالضرب، "وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرِ" الحزم معهم وعدم التساهل معهم.

JAWAB:
Cara yang terbaik adalah ketegasan, dengan pukulan:

"Dan pukullah mereka karena-nya (sholat) jika telah berusia sepuluh tahun"*

Ketegasan pada mereka, dan jangan bermudah-mudahan (lembek; pent.).

*HR. Abu Dawud, dan selainnya

Sumber:
http://www.alfawzan.af.org.sa/

Penerjemah:
Al Ustadz Hudzaifah bin Muhammad -hafizhahullah-

WhatsApp::
Al Fatawa Al Fauzaniyyah

KEUTAMAAN ULAMA NEGERI YAMAN

KEUTAMAAN ULAMA NEGERI YAMAN:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوبًا الإِيمَانُ يَمَانٍ (وَالْفِقْهُ يَمَانٍ) وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ

“Telah datang kepada kalian orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hatinya dan paling halus jiwanya. Iman itu Yaman, (fiqh ‘pemahaman agama yang baik’ itu Yaman) dan hikmah itu Yaman.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, yang ada dalam kurung adalah tambahan dari lafaz yang lain dalam Ash-Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Dalam lafaz Muslim,

جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً الإِيمَانُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ

“Telah datang orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hati. Iman itu Yaman, fiqh (pemahaman agama) itu Yaman dan hikmah itu Yaman.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

وهذا إشارة منه إلى أبي موسى الأشعري، ومن كان على طريقهِ من عُلَماء أهلِ اليمن، ثمَّ إلى مثل أبي مسلم الخولاني، وأويس القَرَنيِّ، وطاووس، ووهب بن منبه، وغيرهم من عُلماء أهل اليمن، وكلُّ هؤلاء مِنَ العلماء الربانيين الخائفين لله، فكلهم علماءُ بالله يخشونه ويخافونه، وبعضُهم أوسعُ علماً بأحكام الله وشرائع دينه من بعض، ولم يكن تميُّزهم عن الناس بكثرة قيلٍ وقالٍ، ولا بحثٍ ولا جدالٍ.

“Hadits ini adalah isyarat dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kepada Abu Musa Al-‘Asy’ari (yang berasal dari Yaman) dan para ulama Yaman yang mengikuti jalan beliau, kemudian isyarat kepada para ulama seperti Abu Muslim Al-Khaulani, Uwais Al-Qorni, Thawus, Wahb bin Munabbih dan para ulama Yaman lainnya, mereka semua termasuk ulama Rabbani (yang selalu mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan sunnah) yang takut kepada Allah, karena mereka semua adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah, yang memiliki khasyah kepada-Nya (takut karena mengetahui kebesaran Allah) dan khauf kepada-Nya (takut karena mengetahui kelemahan diri di hadapan Allah), dan sebagian mereka lebih luas ilmu tentang hukum-hukum Allah dan syari’at-syari’at agama-Nya dari sebagian yang lain, dan bukanlah mereka lebih istimewa dari para ulama yang lainnya karena banyak desas desus, meluaskan pembahasan dan perdebatan.” [Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, 1/250]

Beberapa Pelajaran:

1) Ulama berbeda pendapat tentang makna "Orang-orang Yaman" dalam beberapa pendapat, diantaranya:
• Penduduk Makkah, karena permulaan tersebarnya Islam dari Makkah
• Penduduk Makkah dan Madinah, karena diriwayatkan ketika itu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berada di Tabuk, sedang Makkah dan Madinah dari Tabuk di arah Yaman
• Kaum Anshor, karena asal mereka dari Yaman
• Penduduk negeri Yaman yang meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum bukan seluruh penduduk negeri Yaman, inilah yang dikuatkan oleh Ibnus Sholah dan An-Nawawi rahimahumallaah berdasarkan pengumpulan seluruh riwayat (lihat Syarhu Muslim, 2/32-33)

2) Makna "Iman itu Yaman" adalah orang Yaman yang selamat hatinya dari berbagai macam kesesatan dan kuat imannya, terutama para utusan dari Yaman yang datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika itu (lihat Syarhu Muslim, 2/33)

3) Makna "Fiqh" dalam hadits ini adalah pemahaman yang baik dalam agama, bukan bermakna khusus hanya dalam masalah-masalah hukum amaliah seperti dalam istilah ulama belakangan (lihat Syarhu Muslim, 2/33)

4) Adapun makna hikmah, An-Nawawi rahimahullah berkata,

أَنَّ الْحِكْمَةَ عِبَارَةٌ عَنِ الْعِلْمِ الْمُتَّصِفِ بِالْأَحْكَامِ الْمُشْتَمِلِ عَلَى الْمَعْرِفَةِ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْمَصْحُوبِ بِنَفَاذِ الْبَصِيرَةِ وَتَهْذِيبِ النَّفْسِ وَتَحْقِيقِ الْحَقِّ وَالْعَمَلِ بِهِ وَالصَّدِّ عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى وَالْبَاطِلِ

“Hikmah adalah sebuah kata yang mengibaratkan tentang ilmu yang bersifat mencakup pengenalan terhadap Allah tabaraka wa ta’ala yang disertai dengan kekuatan bashiroh (ilmu yang diyakini berdasarkan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar), pembersihan jiwa, penegakkan serta pengamalan terhadap kebenaran, tidak mengikuti hawa nafsu dan kebatilan.” [Syarhu Muslim, 2/33]

5) Adapun makna kelembutan hati, An-Nawawi rahimahullah berkata,

وَأَمَّا وصفها باللين والرقة وَالضَّعْفِ فَمَعْنَاهُ أَنَّهَا ذَاتُ خَشْيَةٍ وَاسْتِكَانَةٍ سَرِيعَةِ الاستجابة والتأثر بِقَوَارِعِ التَّذْكِيرِ سَالِمَةً مِنَ الْغِلَظِ وَالشِّدَّةِ وَالْقَسْوَةِ

“Adapun pensifatan terhadap penduduk Yaman dengan kelembutan, kehalusan dan rendah hati maknanya adalah hati mereka memiliki rasa takut (kepada Allah), tenang, bersegera memenuhi perintah dan mudah terpengaruh dengan seruan-seruan peringatan (nasihat), serta hati yang tidak bengis, kasar dan keras.” [Syarhu Muslim, 2/34]

Siapakah Ulama Yaman Pemilik Hikmah Yaman di Masa ini?

Baca Penjelasan Ahlis Hadits Madinah, Al-'Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbad Al-Badr hafizhahullah. http://sofyanruray.info/

DIANTARA ADAB-ADAB KETIKA MAKAN

DIANTARA ADAB-ADAB KETIKA MAKAN

 
1. Makan dan minumlah yang halal dan thoyyib.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ 

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah”. Al Baqoroh: 172.

2. Hendaklah makan dan minum diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Alloh, agar mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

3. Sebelum makan dan minum mengucapkan:

بِسْمِ اللَّهِ

4. Jika lupa, kemudian ingat ditengah ketika makan atau minum, maka bacalah:

بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

(HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).

5. Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan, jangan tangan kiri.

“Jika kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanan, dan jika hendak minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sebab syaithon makan dan minum dengan tangan kirinya”. HR. Muslim.

6. Hendaknya jangan makan sambil bersandar.

Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam bersabda; “Aku tidaklah makan dalam keadaan aku bersandar”. (HR. Al-Bukhari). 

7. Jangan meniup makanan atau minuman, serta tidak menghembuskan nafas di gelas.

Berdasarkan Hadits dari Ibnu Abbas:

نهى أن يتنفس في الإناء أو ينفخ فيه

“Rosululloh telah melarang bernafas dalam air atau meniup di dalamnya”. HR. Tirmidziy.

8. Hendaknya menerima dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan tidak mencelanya. 

“Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

9. Membaca doa setelah makan, diantara doanya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبُّنَا

“Segala puji bagi Alloh, dengan pujian yang banyak, yang penuh dengan kebaikan da keberkahan padanya, yang senantiasa dibutuhkan, diperlukan dan tidak bisa ditinggalkan, wahai Robb kami.” HR. Al-Bukhari

Atau:

“الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ”

“Segala puji bagi Allah yang memberi makanan ini kepadaku dan yang memberi rezeki kepadaku dan bukanlah dari daya dan kekuatanku.” At-Tirmidzi .

Atau hanya dengan mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Berdasarkan sabda Nabi:

إن الله ليرضى عن العبد أن يأكل الأكلة فيحمده عليها ويشرب الشربة فيحمده عليها

“Sesungguhnya Alloh sangat meridhoi seorang hamba jika makan suatu makanan ia memuji-Nya, dan jika minum seseutupun yang diminum, iapun memuji-Nya”. HR. Muslim.

       
 
      

Group WM

Saturday, November 29, 2014

Kiat Mengatasi Rendahnya Semangat dalam Beribadah Kepada-Nya

Kumpulan Fatwa 17

FAIDAH MENYAMBUT PAGI

Kiat Mengatasi Rendahnya Semangat dalam Beribadah Kepada-Nya

                       

السؤال: ما هو علاج من يجد المشقة في ذكر الله وقراءة القرآن وسائر العبادات ويأتيه الكسل والفتور؟

Soal:
Apa obatnya bagi orang yang terkena rasa berat untuk berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qurān serta ibadah-ibadah lainnya, dan ia dihinggapi rasa malas dan turun semangat?

الجواب: يصبر، يصبر لما يتعود، هو ما في شك أول ما هو نفسه تريد تجاهده؛ لكن يصبر حتى تألف نفسه هذا وتذوق الطاعة فيتلذذ بها.

Jawab:
Dengan kesabaran.

Hendaknya ia bersabar untuk membiasakan diri.
Memang tidaklah diragukan bahwasanya pertamakali yang harus ia lawan adalah jiwanya sendiri, akan tetapi hendaknya ia bersabar hingga menjadi lembut jiwanya itu dan ia merasakan ketaatan dan ia-pun akan merasakan kelezatannya.

Sumber::
www.af.org.sa/en/node/2917

Penerjemah:: Al-Ustadz Hudzaifah bin Muhammad -hafizhahullah-

Grup WA::
Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

"Masuk Pasar Hanya Sebuah Keperluan Saja" Di ajukan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Sholih Fauzan bin abdillah al fauzan -hafizhahullah-

Kumpulan Fatwa 16

Masuk Pasar Hanya
  Sebuah Keperluan Saja
Di ajukan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Sholih Fauzan bin abdillah al fauzan -hafizhahullah-

السؤال: ما صحة حديث دخول السوق؟

Soal:
Apakah shohih hadits tentang masuk ke pasar?

الجواب: السوق، دخل سوق تدخل لحاجتك ما في مانع؛ لكن إذا كان في السوق لغط أو منكرات فلا تدخله إلا إذا كانت ستدعوا إلى الله وتنكر هذا المنكر.

Jawab:
Pasar, jika masuk ke pasar untuk suatu kebutuhanmu maka tidak ada larangannya, namun jika di pasar tersebut terdapat perkara yang melalaikan atau mungkar maka jangan masuk ke sana kecuali jika keperluannya adalah kalian berdakwah kepada Allah dan mengingkari kemungkaran tersebut.

السائل: يمكن يقصد يا شيخ حديث عندما يدخل الإنسان السوق ماذا يقول؟

Penanya:
Mungkin yang dimaksudkan -wahai syaikh- adalah tentang hadits tatkala hendak masuk pasar lalu apa yang ia ucapkan?

الشيخ: لا ما يقصد الدعاء، يقصد دخول السوق يعني يريد الناس يتجنبون الأسواق.

Jawab Syaikh:
Tidak, bukan yang dimaksudkan do'anya, tapi yang diingikan adalah masuk ke pasar, yaitu orang tersebut ingin menjauhi pasar-pasar.

Sumber::
www.af.org.sa/en/node/2940

Penerjemah:: Al-Ustadz Hudzaifah bin Muhammad -hafizhahullah-

WhatsApp:
Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

Wednesday, November 26, 2014

Engkaukah salafy sejati?

بسم الله الرحمن الرحيم

Engkaukah salafy sejati?

SALAHKAH BERSIKAP DIAM?!

Mutiara nasihat yang terangkai dari seorang ulama kibar, as-syaikh al-'allamah Robi' bin Hadi Umair Al-Madkholi
حفظه الله تعالى

كلام مهم جدا

قال الشيخ العلامة ربيع بن هادي عمير المدخلي حفظه الله تعالى.

◆أقول:

إن العلماء الفقهاء الناصحين قد يسكتون عن أشخاص و أشياء مراعاة منهم للمصالح و    المفاسد.

فقد يترتب على الكلام في شخص مفاسد أعظم بكثير من مفسدة السكوت عنه.

فقد سكت رسول الله صلى الله عليه و سلم عن ذكر أسماء المنافقين ، و لم يخبر بأسمائهم أو بعضها إلا حذيفة، و متى كان يصعد على المنبر و يقول : فلان منافق ، و فلان منافق.
كل ذلك مراعاة منه للمصالح و المفاسد.

و كان قتلة عثمان في جيش علي رضي الله  عنه،و ما طعن كبار الصحابة الباقين في علي رضي الله عنه ، و لا أحد من عقلاء التابعين ، و ما كانوا يركضون بالتشهير بعلي، و الأحكام على هؤلاء القتلة، وكان ذلك منهم إعذار و إنصاف لعلي، لأنه لو أخرجهم من جيشه أو عاقبهم لترتب على ذلك مفاسد عظيمة، منها الحروب و سفك الدماء و ما يترتب على ذلك من وهن الأمة و ضعفها.

فهذا العمل منه من باب ارتكاب أدنى المفسدتين لدفع أكبرهما.
و هذا ابن تيمية و تلميذه ابن القيم لماذا لم يبينا عقيدة النووي و غيره ، و أئمة الدعوة لم يبينوا عقيدة النووي و ابن حجر و القسطلاني و  البيهقي و السيوطي و غيرهم ؟
فلا تظن أن كل تصريح نصيحة و لا كل سكوت غشا للإسلام و المسلمين .

و العاقل المنصف البصير يدرك متى يجب أو يجوز الكلام و متى يجب أو يجوز السكوت.
و كان يجب في كثير من الأمور أن ترجع إلى إخوانك لتستشيرهم و تستنير بآرائهم.

المصدر:مجموع كتب و رسائل و فتاوى الشيخ ربيع بن هادي المدخلي《المجموع الواضح في رد منهج و أصول فالح 》 ج 9 ص 143-144

Terjemah:

Sangat Urgen

 Aku katakan:

"Sesungguhnya para ulama ahli fiqih yang sangat senang menasihati ummat terkadang bersikap diam terhadap seseorang (tidak berkomentar-pent) dan bersikap diam terhadap sesuatu yang terjadi pertimbangannya adalah untuk menjaga mashlahat (dampak baik dari suatu sikap-pent) dan mafsadah (dampak buruk dari suatu sikap-pent).

Sungguh terkadang seorang ulama mengkritisi seseorang ternyata hasil dari perbuatannya tersebut menimbulkan efek kerusakan yang lebih besar daripada efek kerusakan yang timbul jika dia bersikap diam.

Perhatikanlah Rosululloh
صلي الله عليه وسلم

saja pernah bersikap diam dari menyebutkan nama-nama orang munafik, tidak pernah beliau menyebut-nyebut nama mereka atau sebagian nama mereka kepada para sahabatnya kecuali kepada Hudzaifah.

Pernahkah beliau
صلي الله عليه وسلم

naik ke mimbarnya kemudian mengatakan:

Si ini munafik...!
si itu munafi...!
si dia munafik...!

...pernahkah

Jawabnya: tentu tidak pernah, mengapa beliau tidak pernah melakukan hal ini?

Ya, beliau tidak melakukannya karena pertimbangan efek baik dan buruk yang akan timbul dari aksi yang seperti itu.

Mari kita lihat pula bagaimana para sahabat bersikap diam dari sesuatu yang terjadi karena menimbang mashlahat dan mafsadah.

Ketika 'Utsman terbunuh oleh pasukannya Ali
رضي الله عنه

Maka sahabat senior yang masih hidup saat itu tidak ada yang mencela 'Ali dan tidak ada satupun dari kalangan tabi'in yang cerdas mencela beliau serta mereka tidak ada yang tergesa-gesa mencaci maki beliau padahal ini masalah pembunuhan,mengapa mereka bisa setenang itu

Ya, mereka bisa setenang itu karena memang mereka memberikan kelonggaran kepada Ali dan bersikap adil kepada beliau karena memang jika Ali mengeluarkan para pembunuh 'Utsman dari pasukannya atau langsung menghukum mereka maka tindakan beliau ini akan menimbulkan keburukan yang sangat besar, diantaranya:

akan terjadi peperangan

akan terjadi pertumpahan darah di kalangan koum muslimin

melemahnya kekuatan ummat.

Inilah beberapa contoh terapan dari salaf dalam permasalahan:

"Mengambil langkah yang memiliki dampak buruknya lebih kecil dari dua keburukan untuk menghindari keburukan yang lebih besar".

Perhatikan pula bagaimana para ulama menerapkan hal ini, Ibnu taimiyah dan muridnya Ibnul qoyyim, mengapa mereka tidak menjelaskan aqidah An-nawawi dan yang lainnya, dan para tokoh da'wah mereka tidak menerangkan kesalahan aqidah An-nawawi, Ibnu hajar, Alqostholani, Albaihaqi,  Assuyuthi dan yang lainnya,  mengapa

Maka janganlah engkau menyangka bahwa setiap yang diutarakan terang-terangan adalah nashihat dan jangan pula engkau mengira bahwa setiap sikap diam terhadap sesuatu itu berarti penipuan terhadap islam dan muslimin.

Karena orang yang cerdas, adil dan berilmu dia akan faham kapan saatnya dia harus atau boleh berkomentar dan kapan saatnya dia harus atau boleh untuk diam.

Sehingga harus bagimu untuk kembali kepada saudara-saudaramu pada kebanyakan urusan yang ada, agar engkau bermusyawarah dengan mereka dan mengajak mereka untuk bertukar pikiran".

Sumber:
[Majmu' kutub wa rosail wa fatawa syaikh Robi bin Hadi Al-Madkholi; Almajmu' Al wadhih fi rod manhaj wa ushul falih, juz:9, hal:143-144]

Sunday, November 23, 2014

Hukum Wanita Keluar Rumah Tanpa Mahrom Meski Dengan Tujuan Berdakwah

Kumpulan Fatwa 12

           Hukum Wanita Keluar
     Rumah tanpa Mahrom meski
       dengan Tujuan Berdakwah

ما حكم خروج المرأة للدعوة من غير محرم؟

TANYA:
Apa hukumnya bagi seorang wanita yang keluar untuk alasan berdakwah tapi tanpa mahram?

الجواب: تدعو نفسها أولًا، تدعو نفسها أولًا، كيف تروح للدعوة بدون محرم؟! الرسول صلى الله عليه وسلم يقول: "لا يحل لامرأة تؤمن بالله واليوم والآخر أن تسافر إلا ومعها ذو محرم" في رواية: (مسيرة يومين)، وفي رواية: (مسيرة ثلاثة أيام)، يعني للراحلة، وفي رواية: (مسيرة يوم وليلة)، وفي رواية مطلقة: "أن تسافر إلا ومعها ذو محرم"، فإذا أرادت الدعوة تعمل بقول الرسول صلى الله عليه وسلم، نعم.

JAWAB::
Ia dakwahi dulu dirinya sendiri pertama kali,  bagaiman bisa ia kok bisa tenang berdakwah tanpa mahram?

Rasululullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidaklah halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari kiamat untuk ia melakukan perjalanan jauh kecuali disertai mahramnya".

Dalam riwayat lainnya:
"... dalam perjalanan berjarak tempuh dua hari...",

dalam riwayat lain disebut secara mutlak (tanpa ketentuan jarak; penj.) dengan lafadhz:

"... melakukan perjalanan jauh/ safar kecuali disertai dengan mahramnya...".

Maka, jika ia ingin berdakwah, wujudkanlah terlebih dahulu sabda Rasul shollallohu 'alaihi wa sallam tersebut.

dalam lafahdz Imam Bukhary (Fathul Baari II/566)

dalam lafahdz Imam Bukhary (Fathul Baari IV/73)

Sumber::
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/4439

Penerjemah:: Al-ustadz Hudzaifah bin Muhammad -hafizhahullah-

               WhatsApp
        Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

Tentang ketindisan

Faidah

Tentang:
K  E  T  I  N  D  I  S  A  N

.. الجاثوم ..

في اللغة : الذي يسقط على الناس في النوم .

واصطلاحا :
هو شيطان يأتي للإنسان عند نومه فينزل على صدره ويضغطه بقوة حتى يضيق على النائم أنفاسه ، فلا يستطيع أن يتحرك ، ثم بعد أن يفيق يبدأ بالذكر ، أو الإستعاذة بصوت غير مسموع لأحد وكأنه يتمتم ، فلا يسمعه إلا هو ، فيبدأ الشيطان أي الجاثوم بالإبتعاد عن جسده شيئا فشيئا حتى يفيق النائم تماما ، ويستطيع الكلام الصحيح ..
وهذا لا يأتي في الغالب إلا لمن غفل عن الأذكار - أذكار الصباح والمساء - وخاصة أذكار النوم - كآية الكرسي...

- معجم الحروز الشركية المناقضة للتوحيد والسنة النبوية 209 - 210

     Al-Jātsūm

Secara Bahasa:
Sesuatu yang menimpa pada orang tatkala tidur.

Secara Istilah:
Dia adalah Syaithōn yang mendatangi seorang manusia dalam tidurnya, ia masuk ke dalam dadanya dan menekannya dengan kuat hingga terasa sempit nafas-nafasnya oleh manusia yang sedang tidur tersebut hingga ia tidak mampu bergerak, kemudian setelah ia sadar (tapi belum bangun; -penj.) iapun mulai berdzikr atau memohon perlindungan dengan suaranya tapi tidak terdengar oleh seorangpun, seakan-akan ia bergumam, tidak ada yang mendengarnya kecuali dirinya sendiri

Kemudian disaat itu, barulah si Syaithōn atau si Jātsūm tadi mulai menjauh dari jasad orang itu sedikit demi sedikit hingga orang itu benar-benar terjaga/ bangun dengan sempurna dari tidurnya, dan mampu berbicara dengan benar...

Dan hal ini pada kebanyakannya tidaklah datang kecuali kepada orang yang lalai dari dzikr-dzikr, dzikr pagi dan sore, khususnya dzikr-dzikr sebelum tidur, semisal ayat kursi...

___________
[Mu'jam Al-Harūz Asy-Syirkiyyah al-Munāqidhoh liltauhīd dan Sunnah An-Nabawiyyah: 209-210]

   =[Majmù Al-Fawāid]=

Saturday, November 22, 2014

Berpegang Teguhlah Dengan Sunnah Memelihara Jenggot

Kumpulan Fatwa 11

Berpegang Teguhlah Dengan Sunnah Memelihara Jenggot

هل يجوز لمن يعيش في أوربا تقصير اللحية إن سببت اللحية له إشكالا في وجود العمل؟

Tanya:
Apakah boleh bagi seseorang yang tinggal di Eropa untuk memotong jenggot apabila dengan berjenggot menyebabkannya kesulitan dalam pekerjaan??

الجواب: تَمَسَك بالسنة في أي مكان من الأرض ولا تنظر لإرضاء الناس أو مداراة الناس، تمسك بالسنة في اللحية وفي غيرها ولا تتنازل عن شيء من دينك لأجل إرضاء الناس، هذه هي المداهنة المنهي عنها، نعم.

Jawab:
Berpegang teguh kepada Sunnah itu di setiap tempat di permukaan bumi ini, tanpa melihat itu tempatnya segolongan manusia tertentu atau tempat yang terhormat di tengah manusia.

Berpegang teguh dengan Sunnah terkait dengan jenggot atau dalam masalah Sunnah yang lainnya.

Dan janganlah engkau mengalahkan sesuatupun dari agamamu hanya karena mengejar keridhoan manusia, ini adalah perbuatan toleransi yang terlarang.

Sumber::
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/4439

Penerjemah::
Ustadz Hudzaifah bin Muhammad
                 -hafizhahullah-

               WhatsApp
       Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

Friday, November 21, 2014

Nasehat As Syaikh Muhammad Ibn Haady Almadkhaly hafidzahullah bagi para Masyaaikh serta para penuntut Ilmu

BismiLLAH.

" جديد "

نصيحة الشيخ محمد بن هادي المدخلي حفظه الله للمشايخ وطلبة العلم :
يوم 24/محرم /1436

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الى كل سلفي متقيد بكتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال الله عزوجل في وصف أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم
(أشداء على الكفار رحماء بينهم)
فيجب أن نعمل بمقتضى هذا الوصف العظيم لان الصحابة قدوتنا.

وأقترح على المشايخ السلفيين ان يعقدوا لقاء لبحث الخلافات ووضع حلول لها . وارجو ان يجد هذا الاقتراح تجاوبا سريعا .

وانصح طلاب العلم بعدم الانشغال بنشر التراشق بالتهم في المجموعات السلفية فان ذلك يورث الشحناء والبغضاء.

وكان الاولى الانشغال بالرد على اهل البدع والحزبيين والرافضة وغلاة الصوفية والقبوريين والمستغربين.
وفي نشر هذا التراشق مخالفة للمادة الثانية من شروط عضوية الملتقى التعاوني السلفي

ايها الاحبة يقول الله عزوجل (واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا)
كفانا تفرقا وتشرذما فالسلفيون غرباء في هذا الزمن وقليل عددهم واكثر الناس ضدهم فليتراحموا فيما بينهم.

كتبه المشرف العام على ملتقيات التعاون السلفي :
فضيلة الشيخ الدكتور/
محمد بن ربيع المدخلي
- حفظه الله تعالى -

" Terkini "

Nasehat As Syaikh Muhammad Ibn Haady Almadkhaly hafidzahullah bagi para Masyaaikh serta para penuntut Ilmu :
Hari 24 / Muharram / 1436

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Kepada seluruh Salafy yang menta'ati Kitabullah dan Sunnah Rosulillah shallallahu 'alaihi wasallam
Telah berfirman Allah 'Azza Wa Jalla tentang sifat para sahabat Rosulullah shallallahu ' alaihi wasallam
( keras terhadap orang - orang kafir sedangkan sesama mereka saling berkasih sayang )
Maka wajib bagi kita untuk berbuat dengan tuntutan sifat yang agung ini karena para sahabat adalah suri tauladan kita .

Dan saya mengusulkan kepada para Masyaaikh Salafiyyin untuk menyelenggarakan pertemuan untuk mengkaji berbagai perselisihan  dan jalan penyelesaiannya , dan mengharapkan untuk usulan ini direspon secepat mungkin

Dan saya nasehatkan para penuntut Ilmu untuk tidak menyibukkan diri dengan menyebarkan bentuk saling berlawanan di group salafiyyah karena hal itu akan mewariskan permusuhan dan kebencian

Dan adalah yang lebih utama menyibukkan diri dengan melakukan bantahan kepada Ahli bid'ah dan para hizbiyiin serta Rofidhoh dan Sufiyyah yang melampaui batas serta penyembah kubur dan yang melakukan penyimpangan
Dan didalam menyebarkan bentuk saling berlawanan ini menyelisihi item yang kedua dari syarat - syarat keanggotaan Almultaqa Atta'aawuny Assalafy

Wahai yang saya cintai Allah 'Azza Wa Jalla berfirman ( dan berpegang teguhlah dengan tali Agama Allah seluruhnya dan janganlah berpecah belah )
Cukuplah bagi kita perpecahan tersebut sebagai celaan maka salafiyyun adalah yang dianggap asing di zaman ini serta sedikit jumlah mereka sementara kebanyakan manusia menentang mereka sehingga hendaklah mereka saling berkasih sayang sesama mereka .

Ditulis oleh Pegawas umum multaqayaat atta'aawun assalafy
Fadhilatu Asy Syaikh DR. / Muhammad Ibn Rabee' Almadkhaly
- hafidzahullah -

✏ faedah WA Almultaqa Assalafy Indonesia - TAS Riau
Pent. Muhammad RizQ.

Nasehat Yang Agung

BismiLLAH.

ج نصيحة عظيمة

▪قال شيخنا العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :

«...كما أُوصيكم –أيضأً- باستخدام الحكمةِفي التعامُلِ فيما بينكم، وتركِ الأسئلةٍِ -يا إخوان- التي تؤدّي إلى الشحناء، وإلى القيل والقال .
هذه أضرّت –والله-.
أنا –والله- الآنَ- مغلِقٌ هاتفي ؛ ما أستقبل الأسئلة؛لأني وجدتُ أنها سبّبت مشاكلَ لا أول لها، ولا آخر!
لكن الأسئلة عن فلان وفلان!
إن مدحتَ، وإن قدحتَ: كلها يُراد بها فتنٌ -مدحتَ، أو قدحتَ-!!
فاتركوا-يا إخوة - في هذه الأجواء الملبَّدة- اتركوا مثلَ هذه الأشياء -بارك الله فيكم-.
اتركوا القيل والقال!
يعني: أنت تمدح فلاناً ، وتتعصّب له ! يجيء فلان ويتعصّب لواحد خصمه و...!!
نحن قلنا لكم -غير مرة-:إنه كانت تقع خلافاتٌ بين الشيخ الألباني وبين غيره من علماء السنة (!)، والله: ما لها أيَّ أثرٍ في صفوف السلفيين في العالَم(!)- كله-،ما لها أيُّ أثر ..
الآن : طُويلبٌ صاحبُ فتن يتعمَّد إثارةَ الفتن بين أهل السنة، فيصبح إماماً بين عشيَّة وضُحاها؛ جلس يدرس يومين: خلاص أستاذ! وله عُصبة يتحزّبون له! ولا يقبلون فيه أيَّ نقد مهما حمل هذا النقدُ من الحُجج والبراهين!
وإذا انتقده إنسانٌ بالحُجج والبراهين قامت الدنيا وقعدت !
وهؤلاء يتحزّبون، ويتعصّبون له.
وقد يكون هذا الأستاذُ مسكيناً طالبَ علم!هو فيه خير، لكنْ ؛ لماذا العصبيّات هذه؟! يعني: أخلاق الحزبيين تسلَّلت إلى بعض السلفيين!
والله: ما كانت هذه الأخلاقُ بيننا.
والله: لقد تناظر أَمامَنا الشيخ ابن باز والألباني –وغيرهما- في (الجامعة الإسلامية) ، والله: ما كان لها أيُّ أثر.
وكَتَبَ الشيخ الألباني، وقال في وضع اليدين: بدعة... والله: ما كان لها أيُّ أثر .
وأراد الصوفية الخرافيُّون أن يضربوا الشبابَ بعضَهم ببعض -بابن باز وبالألباني- ، والله: ما وجدوا سبيلاً لذلك».
ثم قال -حفظه الله- :
«فتنبّهوا لهذه الأشياء -يا إخوة- ..
اتركوا مثلَ هذه الأشياء ..
اتركوا التعصُّبات لفلان وفلان، ولا تتعصَّبوا لأي أحد؛ تُفَرِّقون الدعوة السلفية ..
ما نرضى لكم هذا –أبداً-؛ يحتملُ بعضكم بعضاً، وينصحُ بعضكم بعضاً –بالحكمة-.
لا تدخلوا في متاهات التحزُّب ، والتعصُّب لفلان وفلان ..
تمزَّقت السلفية بهذه الأساليب ،وسرَّبها إليكم الحزبيُّون ، ووجدوا في كثيرٍ منكم تقبُّلاً لمثلِ هذه الأمور..
اتركوها -بارك الله فيكم-.
أسألُ الله أن يؤلِّف بين قلوبكم، وأن يدفعَ عنكم الفتنَ ما ظهر منها وما بطن..
فعودوا -يا إخوان- لما كان عليه أسلافُكم على امتداد التاريخ -مِن التناصح بالحكمة، والموعظة الحسنة ، والتحلِّي بالأخلاق العالية-».

■المصدر : كتاب "البيان والإيضاح لعقيدة أهل السنة والجماعة في رؤية الله يوم القيامة" .

�� Nasehat Yang Agung ��

◾ Berkata Syaikh kami Al'allaamah Rabe' Ibn Haady Almadkhaly hafidzahullah :

《 ...sebagaimana yang saya wasiatkan kepada kalian - juga - dengan menggunakan hikmah didalam bermu'amalah sesama kalian , dan meninggalkan pertanyaan - pertanyaan - wahai ikhwan - yang mengantarkan kepada permusuhan , dan kepada desas - desus .
Ini memudharatkan - demi - Allah - saya - demi Allah - sekarang - ditutup teleponku ; saya tidak menerima pertanyaan - pertanyaan ; karena saya mendapatkan bahwasannya ia yang menyebabkan berbagai permasalahan yang tidak ada ujung pangkalnya !
Akan tetapi pertanyaan - pertanyaan tentang sifulan dan sifulan !
Jika saya memujinya , dan jika saya mecelanya : seluruhnya diinginkan dengannya berbagai fitnah - saya puji , atau saya cela - !!
Maka tinggalkanlah - wahai ikhwah - pada udara yang mendung ini - tinggalkanlah perkara - perkara yang semisal ini - baarakallahu fiikum -
Tinggalkanlah desas desus !
Yaitu : engkau memuji si fulan , dan fanatik kepadanya ! Datang sifulan dan fanatik kepada seseorang yang berseteru dengannya  dan .....!!
Kami katakan kepada kalian - bukan satu kali - sungguh terjadi berbagai perselisihan diantara syaikh Albaany dengan selainnya dari para Ulama Sunnah ! , demi Allah : tidak ada padanya pengaruh apapun di barisan Salafiyyin di Dunia ! - seluruhnya - , tidak ada padanya pengaruh apapun ...
Sekarang : penuntut Ilmu kecil yang memiliki berbagai fitnah sengaja mengobarkan berbagai fitnah diantara Ahlissunnah , sehingga dia menjadi Imam diantara sore dan pagi ; duduk belajar dua hari : selesai menjadi ustadz  ! Dia memiliki komplotan yang berkelompok kepadanya ! Dan mereka tidak menerima padanya kritikan apapun sekalipun kritikan ini membawa berbagai hujjah dan burhan !
Dan apabila seorang insan mengkritiknya dengan berbagai hujjah dan burhan yang ditegakkan serta didudukkan !
Sementara mereka membelanya dan fanatik kepadanya .
Dan terkadang ustadz ini seorang yang miskin dan penuntut ilmu ! Padanya terdapat kebaikan , akantetapi ; kenapa fanatik ini ?! Yaitu : prilaku hizbiyyin yang menjalar kepada sebagian salafiyyin !
Demi Allah tidaklah terdapat prilaku ini pada kita
Dan demi Allah : sungguh telah berdebat dihadapan kami Asy Syaikh Ibn Baaz dan Albaany - dan selain keduanya - di ( Jami'ah Islamiyyah ) , dan demi Allah : tidak terdapat padanya pengaruh sedikitpun ...
Dan telah menulis syaikh Albany , dan berkata didalam meletakkan kedua tangan ( bersedekap ketika i'tidal ) : bid'ah ...demi Allah : tidak ada padanya pengaruh apapun
Dan menginginkan shufiyyah khurafat untuk mengadu domba para pemuda - dengan Ibn Baaz dan Albaany - , demi Allah : mereka tidak mendapatkan sedikitpun jalan untuk itu 》
Kemudian berkata - hafidzahullah - ;
《 perhatikanlah untuk perkara - perkara ini - ya ikhwah - ...
Tinggalkanlah semisal perkara - perkara ini ...
Tinggalkanlah fanatik terhadap sifulan dan fulan , dan janganlah fanatik kepada seorangpun , yang kalian akan memecah belah da'wah salafiyyah ....
Kami tidak meridhoi ini bagi kalian - selamanya - Hendaklah sebagian kalian menanggung sebagian yang lain , dan sebagian kalian menasehati sebagian yang lain - dengan hikmah -
Janganlah masuk kedalam simpang siur hizbiyyah , dan fanatik terhadap sifulan dan fulan ...
Yang akan mencabik - cabik salafiyah dengan cara - cara ini , dan para hizbiyun akan menyusupinya  kepada kalian
Dan mereka mendapatkan pada kebanyakan dari kalian penerimaan terhadap semisal perkara - perkara ini ...
Tinggalkanlah dia - baarakallahu fiikum -
Saya memohon kepada Allah supaya mempersatukan hati - hati kalian , dan mengangkat dari kalian berbagai fitnah yang tampak serta yang tersembunyi  ...
Maka kembalilah - wahai saudaraku - kepada apa yang telah berada padanya para pendahulu kalian disepanjang sejarah - berupa saling nasehat menasehati dengan hikmah , dan nasehat yang baik , serta berhias dengan akhlak yang tinggi 

▪ sumber : kitab " albayaan wal idhooh li'aqidati ahli assunnah wal jama'ah fi ru`yatillah yaumal qiyaamah "

✏ faedah WA Almultaqa Assalafy Indonesia - TAS Riau
Pent. Muhammad RizQ.

Thursday, November 20, 2014

Petunjuk dalam Menyikapi Kenaikan Harga

Petunjuk dalam Menyikapi Kenaikan Harga:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,

غَلاَ السِّعْرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، سَعِّرْ لَنَا، فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ، القَابِضُ، البَاسِطُ، الرَّزَّاقُ، وَإِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ وَلاَ مَالٍ

“Harga barang pernah naik di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, buatlah ketetapan harga untuk kami? Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Dia-lah yang mengatur harga, yang menahan, yang melapangkan dan yang Maha Memberikan rezeki, dan sungguh aku berharap untuk berjumpa dengan Rabbku dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena suatu kezaliman pada darah dan harta.” [HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Ghayatul Marom: 323]

Beberapa Pelajaran:

1) Allah ta’ala Dia-lah yang menakdirkan segala sesuatu yang terjadi di alam ini, Dia-lah yang menetapkan harga, menyempitkan dan melapangkan rezeki, maka hendaklah setiap hamba hanya bersandar dan berdoa kepada-Nya, bersabar dan bertaubat kepada-Nya, serta senantiasa bertakwa kepada-Nya. Sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata,

أَنَّ رَجُلًا جَاءَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، سَعِّرْ، فَقَالَ: «بَلْ أَدْعُو» ثُمَّ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، سَعِّرْ، فَقَالَ: بَلِ اللَّهُ يَخْفضُ وَيَرْفَعُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللَّهَ وَلَيْسَ لِأَحَدٍ عِنْدِي مَظْلَمَةٌ

“Bahwa seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lalu berkata: Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami. Maka beliau bersabda: “Aku hanya bisa berdoa”. Kemudian datang lagi orang yang lain lalu berkata: Wahai Rasulullah tetapkanlah harga untuk kami. Maka beliau bersabda: Sesungguhnya Allah yang menurunkan dan menaikkan harga, dan sungguh aku berharap untuk berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun yang menuntutku karena suatu kezaliman.” [HR. Ahmad dan Abu Daud, Shahih Ar-Raudh An-Nadhir: 405]

2) Kenaikan harga adalah karena kondisi pasar mengharuskan demikian, seperti karena kurangnya barang, atau banyaknya permintaan, atau naiknya harga BBM dan lain-lain. Adapun apabila kenaikan harga disebabkan ‘permainan’ para pedagang maka termasuk perbuatan zalim, dan tidak dibenarkan bagi para pedagang untuk menetapkan harga melebihi pasaran.

3) Hadits ini juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak boleh menetapkan harga-harga barang, tetapi hendaklah membiarkan sesuai kondisi pasar yang berlaku, kecuali apabila para pedagang mempermainkan harga maka hendaklah pemerintah mengaturnya sesuai dengan harga yang sebenarnya (lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 13/185 no. 6374 Pertanyaan no. 2).

4) Ulama berbeda pendapat tentang (الْمُسَعِّرُ) yang menetapkan harga, (القَابِضُ) yang menahan rezeki, (البَاسِطُ) yang melapangkan rezeki, (الرَّزَّاقُ) yang memberi rezeki, apakah termasuk nama-nama Allah atau tidak, yang dikuatkan oleh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizhahullah adalah, hanya Ar-Rozzaq yang merupakan nama Allah ta’ala berdasarkan firman-Nya,

إن الله هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [Adz-Dzariyyat: 58]

Adapun hadits ini tidak menetapkan nama-nama Allah ta’ala, maka tiga nama sebelumnya adalah termasuk sifat-sifat perbuatan Allah ta’ala namun bukan termasuk nama-nama-Nya (lihat Syarhu Sunan Abi Daud, 8/394 versi Asy-Syaamilah).

5) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sangat takut berbuat zalim, dan beliau telah memperingatkan bahayanya dalam hadits ini, sebagaimana beliau juga bersabda,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?” Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dinar dan harta”. Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, zakat, namun dia pernah mencaci fulan, menuduh fulan, memakan harta fulan, menumpahkan darah fulan dan memukul fulan. Maka diambil kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah dia zalimi. Hingga apabila kebaikan-kebaikannya habis sebelum terbalas kezalimannya, maka kesalahan orang-orang yang pernah dia zalimi ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilempar ke neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

6) Kesempurnaan Islam, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan aturan yang paling baik demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

7) Aturan Islam tegak di atas keadilan dan kemaslahatan, sangat jauh dari kezaliman dan kemudaratan.

8) Kewajiban tunduk kepada ketetapan Allah ta’ala, dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam serta para sahabat radhiyallahu’anhum adalah sebaik-baik teladan dalam beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla.

9) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah manusia biasa seperti kita juga, beliau tidak punya andil sedikit pun dalam menguasai dan mengatur alam ini, beliau tunduk dengan ketetapan Allah tabaraka wa ta’ala, beliau bersandar dan bermohon hanya kepada-Nya, maka tidak sepatutnya beliau dipersekutukan dengan Allah jalla wa ‘ala, namun hendaklah meneladani beliau yang hanya beribadah kepada Allah ta'ala; hanya bersandar dan berdoa kepada-Nya, tidak kepada malaikat, para nabi dan orang-orang shalih yang telah meninggal dunia, karena berdoa kepada selain Allah ta'ala termasuk syirik besar yang menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam dan mengekalkannya di neraka.

10) Apabila beliau tidak pantas dipersekutukan dengan Allah, maka seluruh makhluk selain beliau yang derajatnya lebih rendah dari beliau, apakah malaikat, para nabi dan para wali, tentunya lebih tidak patut dipersekutukan dengan Allah tabaraka wa ta’ala.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: http://sofyanruray.info

Hukum memberikan Upah Kepada pelantun syair-syair Pujian

Kumpulan Fatwa 10

Hukum memberikan Upah Kepada pelantun syair-syair Pujian

السؤال: ما حكم أخذ المال عن طريق قصائد المدح؟ مع العلم أن النبي صلى الله عليه وسلم أهدى بردته إلى أحد شعراء الجاهلية.

Soal:
Apa hukumnya mengambil imbalan (kerja; -penj.) dengan cara melantunkan syair-syair yang berisi pujian??

Dengan dimaklumi bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa salla memberi hadiah selendang kepada salah satu penyair dari masyarkat jahiliyyah.

الجواب: إذا كان المدح ليس فيها غلو ولا إسراف إنما هو مدح في شيء واقع فلا بأس أن يكافئه على ذلك، مثل ما فعل النبي صلى الله عليه وسلم.

Jawab:
Apabila pujian2 nya tidak berlebih-lebihan dan melampui batas, namun hanya pujian terhadap sesuatu yang pantas, maka itu tidaklah mengapa. Seperti yang dilakukan Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.

Sumber::
www.af.org.sa/en/node/2879

Penerjemah::
Ustadz Hudzaifah bin Muhammad
                  -hafizhahullah-

               WhatsApp
  Al Fatawa Al Fauzaniyyah

AL-QUR'AN ADALAH KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

AQIDAH SALAF ASHHABUL HADITS.

Karya: Syaikhul Islam Abu Ismail Ash-Shabuni Asy-Syafi'i رحمه الله.

AL-QUR'AN ADALAH KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:

"Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk.

Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril عليه السلام kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ. نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ. عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ. بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ

"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah صلي الله عليه وسلم kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (QS. Al-Maidah:67), dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah.

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: "Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku"1

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.

Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah bukan makhluk. Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.2

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah, bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal رحمه الله berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:

فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ

"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (QS. At-Taubah:6). Dari mana ia mendengar?3

Abdullah bin Al-Mubarak رحمه الله berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an.

Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

______________
1  Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
أَلَا رَجُلٌ يَحْمِلْنِي إِلَى قَوْمِهِ فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ كَلَامَ رَبِّي
"Adakah seseorang yang mau membawaku ke kaumnya?. Sesungguhnya orang-orang Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku" (HR.Bukhari dalam Af'alul 'ibad, At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Majah)
2  Sanadnya shahih, disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul Huffadz
3  Sanadnya shahih

REKAMAN TABLIGH AKBAR / DAURAH AHLUSSUNNAH SIDRAP 1436 H.

AUDIO TERBARU : REKAMAN TABLIGH AKBAR / DAURAH AHLUSSUNNAH SIDRAP 1436 H.

1. Al-Ustadz Lukman Jamal, Lc
Materi : Pedagang dan Petani Sukses [27,8 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/0LcAxd
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/pZdgCz
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/alPp5T

2. Al-Ustadz Khidir M. Sunusi
Materi : Taushiyah Umum (Uraian Perdagangan Dalam Islam) [9,7 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/YZ7t9K
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/3VSM9U
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/rocRoK

3. Al-Ustadz Salman Mahmud
Materi : Perkara-perkara yang Memalingkan Seseorang dari Al-Haq (Ash-Showarifu ‘Anil Haq) [23,5 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/49cYMZ
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/4nVkTv
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/ci8M1s

4. Al-Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi
Materi : Taushiyah Umum (Orang-orang yang berhak mendapatkan Surga) [11,2 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/ddpBd9
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/CTK7pD
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/oCXZuS

5. Al-Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi
Materi : Pedoman Syariat dalam Menilai Peristiwa sesi I [27,2 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/SRGpAg
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/Wv2mrw
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/doFQj1

6. Al-Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi
Materi : Pedoman Syariat dalam Menilai Peristiwa sesi II [11 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/JHSoFt
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/Wnqbjc
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/7ZZWRR

7. Al-Ustadz Abdul Qodir, Lc
Materi : Kisah Derita Penuntut Ilmu [26,6 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/LoOQf0
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/3Z6iv7
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/ilzc6D

8. Al-Ustadz Ahmad bin Abdul Hafidz
Materi : Taushiyah Umum (Perkara Jahiliyah pada Ummat ini) [9,2 MB]
Link Download :
Alternatif 1 - Box.Net : http://is.gd/aYE18W
Alternatif 2 - Google Drive : http://is.gd/TOTl8y
Alternatif 3 - DropBox : http://is.gd/sQPzWS

Properti File : MPEG Layer 3 Audio File 32 Kbps

WA Radio As-Sunnah Sidrap

Tuesday, November 18, 2014

Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua

Terjemah Kitab Al-Adabul Mufrod, Karya Imam Al-Bukhoriy

4. Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua – 5
 
6/8. Dari Thaisalah bin Mayyas, dia berkata;

٦/٨  كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَاَصَبْتُ ذُنُوْبًا لاَ أَرَاهَا اِلاَّ مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لاِبْنِ عُمَرَ قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: لَيْسَتْ هَذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ : اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ نَسْمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَاِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِي يَسْتَسْخِرُ، وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتُفِرَّقُ مِنَ النَّارِ وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: أَىْ وَاللهِ! قَالَ: أَحَىُّ وَالِدُاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِي أُمِّى، قَالَ: فَوَاللهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلاَمَ وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ  

"Aku bersama orang-orang keturunan Najdah bin Amir Al Khariji, yang membuat aku banyak melakukan dosa-dosa besar. Kemudian aku melaporkannya kepada Ibnu Umar, seraya bertanya, "Apa dosa-dosa itu?" Aku menjawab, "Ini dan itu." Ibnu Umar berkata, "Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu, ada sembilan, yaitu menyekutukan Allah, membunuh orang, lari dari peperangan, menuduh zina kepada wanita mukmin, memakan harta riba, mengambil harta anak yatim, melenceng di masjid, orang yang suka menghina (mengejek), dan (menyebabkan) orang tua menangis karena durhaka (kepada keduanya)." Ibnu Umar berkata, kepadaku, "Apakah engkau takut dari neraka dan ingin masuk surga?" Saya berkata, "Apa benar, demi Allah?," Ibnu Umar berkata, "Apakah orang tuamu masih hidup?"Saya menjawab, "Ibu saya masih hidup." Ibnu Umar berkata, "Demi Allah!sekiranya engkau berbicara lemah lembut kepadanya dan memberi makan kepadanya, maka niscaya engkau benar-benar akan masuk surga selama dosa-dosa besar itu dijauhi." [Shahih, dalam kitab Ash-Shahihah (2898)].

٧/۹ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ: لاَ تَمْتَنِعْ مِنْ شَيْءٍ أَحَبَّاهُ 

7/9. Dari Urwah, ia berkata:
(Menjelaskan Firman Allah:)

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

'Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya karena sayang). (Qs. Al-Israa: 24), yaitu: "Janganlah menghalangi sesuatu yang dicintai oleh keduanya." [Shahih sanadnya.]

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites