Wednesday, February 12, 2014

AL-IMAM ABU NU'AIM, ULAMA YANG TSIQAH

AL-IMAM ABU NU'AIM, ULAMA YANG TSIQAH
(Kisah perjalanan Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Yahya bin Ma'in untuk menguji ketsiqahan Imam Abu Nu'am dalam Ilmu Hadits. -rahimahumullah-)

Al-Imam Al-Khathib Al-Baghdadiy rahimahullah menyebutkan dengan sanadnya dari Ahmad bin Manshur Ar-Ramadiy yang berkata: aku keluar bersama Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in ke tempat Abdurrazzaq (di Shan’a Yaman), aku sebagai pelayan bagi keduanya. Manakala kami kembali ke Kufah (Iraq), Yahya bin Ma’in berkata pada Ahmad bin Hanbal: “Aku ingin menguji Abu Nu’aim (Fadhl bin Dukain). Maka Ahmad bin Hanbal berkata: “Janganlah engkau inginkan itu, beliau itu tsiqah.” Yahya berkata: “Aku harus mengujinya.” Maka Yahya mengambil selembar kertas lalu menulis di dalamnya tiga puluh hadits dari hadits Abu Nu’aim dan menjadikan di setiap ujung sepuluh hadits dari rangkaian 30 hadits tadi satu hadits yang bukan dari hadits beliau. Lalu keduanya datang ke Abu Nu’aim, lalu keduanya mengetuk pintu Abu Nu’aim. Maka beliau keluar, lalu duduk di toko tanah liat yang sejajar dengan pintu rumahnya. Lalu beliau menarik Ahmad bin Hanbal dan mendudukkan beliau di sebelah kanannya, dan menarik Yahya bin Ma’in lalu mendudukkan beliau di sebelah kirinya. Kemudian aku duduk di sebelah bawah toko itu. Lalu Yahya bin Ma’in mengeluarkan tabung, dan membacakan pada Abu Nu’aim sepuluh hadits, dan Abu Nu’aim diam (membenarkan bahwa hadits-hadits tadi memang riwayat beliau). Lalu Yahya membacakan hadits kesebelas, maka Abu Nu’aim bilang pada beliau: “Ini bukan haditsku, coretlah hadits itu.” Lalu Yahya membacakan pada Abu Nu’aim sepuluh hadits kedua, dan Abu Nu’aim diam. Lalu Yahya membacakan hadits kesebelas yang kedua, maka Abu Nu’aim bilang pada beliau: “Ini bukan haditsku, coretlah hadits itu.” Lalu Yahya membacakan pada Abu Nu’aim sepuluh hadits
ketiga. Lalu Yahya membacakan hadits kesebelas yang ketiga, maka berubahlah raut muka Abu Nu’aim dan mata beliau berbolak-balik. Lalu beliau menghadapkan wajah pada Yahya bin Ma’in seraya berkata padanya: “Adapun orang ini -dan beliau memegang lengan atas Ahmad- maka dia terlalu wara’ untuk berbuat macam itu. Adapun orang yang ini, -maksud beliau adalah aku- maka kemampuan dia terlalu rendah untuk sanggup berbuat itu. Akan tetapi ini adalah perbuatan kamu wahai sang pelaku!”. Lalu Abu Nu’aim mengeluarkan kakinya dan menendang Yahya bin Ma’in dan melemparkannya dari toko, lalu beliau bangkit dan masuk ke rumah beliau. Maka Ahmad berkata pada Yahya: “Bukankah aku sudah melarangmu dari menguji beliau, dan aku berkata padamu bahwa beliau itu tsabt (amat kokoh)?” Yahya berkata: “Demi Allah, sungguh tendangan beliau lebih aku sukai daripada safarku (ke Abdurrazzaq).”
_____________________
(Dinukil dari kitab “Tarikh Baghdad”/5/hal.390)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites