Sunday, November 30, 2014

KEUTAMAAN ULAMA NEGERI YAMAN

KEUTAMAAN ULAMA NEGERI YAMAN:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوبًا الإِيمَانُ يَمَانٍ (وَالْفِقْهُ يَمَانٍ) وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ

“Telah datang kepada kalian orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hatinya dan paling halus jiwanya. Iman itu Yaman, (fiqh ‘pemahaman agama yang baik’ itu Yaman) dan hikmah itu Yaman.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, yang ada dalam kurung adalah tambahan dari lafaz yang lain dalam Ash-Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Dalam lafaz Muslim,

جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً الإِيمَانُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ

“Telah datang orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hati. Iman itu Yaman, fiqh (pemahaman agama) itu Yaman dan hikmah itu Yaman.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

وهذا إشارة منه إلى أبي موسى الأشعري، ومن كان على طريقهِ من عُلَماء أهلِ اليمن، ثمَّ إلى مثل أبي مسلم الخولاني، وأويس القَرَنيِّ، وطاووس، ووهب بن منبه، وغيرهم من عُلماء أهل اليمن، وكلُّ هؤلاء مِنَ العلماء الربانيين الخائفين لله، فكلهم علماءُ بالله يخشونه ويخافونه، وبعضُهم أوسعُ علماً بأحكام الله وشرائع دينه من بعض، ولم يكن تميُّزهم عن الناس بكثرة قيلٍ وقالٍ، ولا بحثٍ ولا جدالٍ.

“Hadits ini adalah isyarat dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kepada Abu Musa Al-‘Asy’ari (yang berasal dari Yaman) dan para ulama Yaman yang mengikuti jalan beliau, kemudian isyarat kepada para ulama seperti Abu Muslim Al-Khaulani, Uwais Al-Qorni, Thawus, Wahb bin Munabbih dan para ulama Yaman lainnya, mereka semua termasuk ulama Rabbani (yang selalu mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan sunnah) yang takut kepada Allah, karena mereka semua adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah, yang memiliki khasyah kepada-Nya (takut karena mengetahui kebesaran Allah) dan khauf kepada-Nya (takut karena mengetahui kelemahan diri di hadapan Allah), dan sebagian mereka lebih luas ilmu tentang hukum-hukum Allah dan syari’at-syari’at agama-Nya dari sebagian yang lain, dan bukanlah mereka lebih istimewa dari para ulama yang lainnya karena banyak desas desus, meluaskan pembahasan dan perdebatan.” [Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, 1/250]

Beberapa Pelajaran:

1) Ulama berbeda pendapat tentang makna "Orang-orang Yaman" dalam beberapa pendapat, diantaranya:
• Penduduk Makkah, karena permulaan tersebarnya Islam dari Makkah
• Penduduk Makkah dan Madinah, karena diriwayatkan ketika itu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berada di Tabuk, sedang Makkah dan Madinah dari Tabuk di arah Yaman
• Kaum Anshor, karena asal mereka dari Yaman
• Penduduk negeri Yaman yang meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum bukan seluruh penduduk negeri Yaman, inilah yang dikuatkan oleh Ibnus Sholah dan An-Nawawi rahimahumallaah berdasarkan pengumpulan seluruh riwayat (lihat Syarhu Muslim, 2/32-33)

2) Makna "Iman itu Yaman" adalah orang Yaman yang selamat hatinya dari berbagai macam kesesatan dan kuat imannya, terutama para utusan dari Yaman yang datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika itu (lihat Syarhu Muslim, 2/33)

3) Makna "Fiqh" dalam hadits ini adalah pemahaman yang baik dalam agama, bukan bermakna khusus hanya dalam masalah-masalah hukum amaliah seperti dalam istilah ulama belakangan (lihat Syarhu Muslim, 2/33)

4) Adapun makna hikmah, An-Nawawi rahimahullah berkata,

أَنَّ الْحِكْمَةَ عِبَارَةٌ عَنِ الْعِلْمِ الْمُتَّصِفِ بِالْأَحْكَامِ الْمُشْتَمِلِ عَلَى الْمَعْرِفَةِ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْمَصْحُوبِ بِنَفَاذِ الْبَصِيرَةِ وَتَهْذِيبِ النَّفْسِ وَتَحْقِيقِ الْحَقِّ وَالْعَمَلِ بِهِ وَالصَّدِّ عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى وَالْبَاطِلِ

“Hikmah adalah sebuah kata yang mengibaratkan tentang ilmu yang bersifat mencakup pengenalan terhadap Allah tabaraka wa ta’ala yang disertai dengan kekuatan bashiroh (ilmu yang diyakini berdasarkan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar), pembersihan jiwa, penegakkan serta pengamalan terhadap kebenaran, tidak mengikuti hawa nafsu dan kebatilan.” [Syarhu Muslim, 2/33]

5) Adapun makna kelembutan hati, An-Nawawi rahimahullah berkata,

وَأَمَّا وصفها باللين والرقة وَالضَّعْفِ فَمَعْنَاهُ أَنَّهَا ذَاتُ خَشْيَةٍ وَاسْتِكَانَةٍ سَرِيعَةِ الاستجابة والتأثر بِقَوَارِعِ التَّذْكِيرِ سَالِمَةً مِنَ الْغِلَظِ وَالشِّدَّةِ وَالْقَسْوَةِ

“Adapun pensifatan terhadap penduduk Yaman dengan kelembutan, kehalusan dan rendah hati maknanya adalah hati mereka memiliki rasa takut (kepada Allah), tenang, bersegera memenuhi perintah dan mudah terpengaruh dengan seruan-seruan peringatan (nasihat), serta hati yang tidak bengis, kasar dan keras.” [Syarhu Muslim, 2/34]

Siapakah Ulama Yaman Pemilik Hikmah Yaman di Masa ini?

Baca Penjelasan Ahlis Hadits Madinah, Al-'Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbad Al-Badr hafizhahullah. http://sofyanruray.info/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites