Monday, March 31, 2014

Rekaman kajian islam ilmiah dua hari bersama Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

Download Audio

Rekaman kajian islam ilmiah dua hari bersama

Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

di Masjid al I'tisham dan Masjid Al Muhajirin Wal Anshar

��pada tanggal 29-30 Maret 2014.

[1]Sebab-Sebab dilembutkannya Hati:
http://goo.gl/rnTDJV

[2]Meggapai Kekhusyukan Dalam Sholat:
http://goo.gl/sl2KQX

[3]10 Tirai Penghalang Yang Menghalangi Antara Hati dengan Allah:
http://goo.gl/j8cm9C

[4]Bekal Pengelana Negeri Akhirat-1:
http://goo.gl/Xu0jkW

[5]Bekal Pengelana Negeri Akhirat-2:
http://goo.gl/SbXqhl

[6]Bekal Pengelana Negeri Akhirat-3:
http://goo.gl/NNP02g

[7]Bekal Pengelana Negeri Akhirat-4:
http://goo.gl/NFXxPs

Semoga Bermafaat.

Ayo ajak teman dan keluarga antum untuk bergabung dengan group Whatsapp Syiar Tauhid untuk mendapatkan faedah-fadah ilmu.

Cara daftar #Nama#Tempat Tinggal#Ikhwan# kirim ke 089655088805

Whatsapp Syiar Tauhid

Sunday, March 30, 2014

Engkau ingin menjadi orang kaya ...!!? Pemecahannya disini

Engkau ingin menjadi orang kaya ...!!?

Pemecahannya disini..
|[ BERSEDEKAHLAH ]|

Janganlah engkau menilainya dengan akal manusia  ....
》》Ikutilah apa yang telah dikatakan oleh Robbmu sungguh engkau akan melihat kesimpulannya ...

Allah Ta'aala telah berfirman :
"Jika kalian meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik niscaya Allah melipat gandakan pembalasannya kepadamu serta mengampunimu dan Allah Maha pembalas
Jasa dan Maha penyantun "
[attagaabun : 17]

Berkata Ibn Katsiir rahimahullah di dalam tafsirnya  :
Yaitu : "Apapun yang kalian infakkan dari sesuatu maka Dialah yang akan menggantinya, dan apapun yang kalian sedekahkan dari  sesuatu maka Dialah yang akan membalasnya, dan Dia telah menempatkan hal tersebut pada kedudukan pinjaman bagiNya, sebagaimana yang telah tertera di dalam Shahihain bahwa Allah Ta'aala berfirman  : "Barangsiapa yang meminjamkan bukanlah zalim dan tidaklah fakir."
[telah di keluarkan di dalam shahihain]
Oleh karena ini Allah Ta'aala berfirman :
"Niscaya Allah melipat gandakan pembalasannya kepadamu."
Sebagaimana Allah Ta'aala berfirman :
"Maka Allah akan melipat gandakan balasannya baginya dengan kelipatan yang sangat banyak."
"Serta Dia mengampuni kalian."
yaitu : menggugurkan  kejelekan - kejelakan dari kalianm,
{Dan Allah Maha pembalas Jasa} yaitu : membalas yang sedikit dengan yang banyak
{Maha penyantun} yaitu : memaafkan dan mengampuni serta menutupi, memaafkan dosa - dosa dan berbagai kesalahan.

Pelayanan ahlil hadits dan atsar

WA Ta'zhim Assunnah riau

KEISTIMEWAAN DAKWAH SALAFIYAH


Oleh : Syekh Abdurahman Al Adeni
Dakwah ahlus sunah di masa dahulu dan yang akan datang adalah dakwah tauhid, dakwah sunah, dakwah yang menyeru untuk berpegang teguh dengannya. Dakwah yang menghilangkan syirik, bidah, dan hawa nafsu. Dakwah yang mengajak masyarakat ke negeri yang aman dengan menanamkan kecintaan pada tauhid dan sunah dalam hati-hati mereka, dan memperingatkan mereka dari bidah dan hawa nafsu.
Termasuk dari keistimewaan dakwah ahlus sunah adalah tidak hanya memperingatkan dari bidah, hawa nafsu, dan kebatilan secara umum, tapi juga memperingatkan dari para pelaku bidah dan hawa nafsu. Akan tetapi, penanganan perkara ini dipegang oleh para ulama cendekia yang mengumpulkan antara ilmu dan takwa. Dengan peran mereka, alhamdulillah, pendirian kita kokoh tatkala banyak fitnah, ujian dan musibah. Tauhid dan sunah diajarkan, bidah dan hawa nafsu diperingatkan darinya.
Termasuk perkara yang paling dikhawatirkan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasalam kepada kita adalah bidah dan hawa nafsu, sebagaimana sabda beliau,
(( إن ممّا أخاف عليكم بعدي بطونكم وفروجكم ومضلات الأهواء ))
"Sesungguhnya perkara yang aku khawatirkan pada kalian setelah wafatku adalah perut-perut kalian, kemaluan-kemaluan kalian dan kesesatan hawa nafsu."(HR Ahmad)
Demikian juga dari doa Nabi shalallahu 'alaihi wasalam,
(( اللهم جنبنا منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء والأدواء ))
"Ya Allah jauhkanlah kami dari kerusakan akhlak, amalan, hawa nafsu dan penyakit." (HR At Tirmidzi)
Sejak dahulu Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasalam memerangi bidah dan pelakunya sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits. Oleh karena itulah, mari kita peluk manhaj ini, manhaj nabawi, manhaj salafi.
Para pelaku tauhid dan sunah direkomendasi, sedangkan para pelaku bidah dan penyimpangan dikritik, dicela, dan diwaspadai, hal ini adalah bagian dari dakwah ahlu sunah. Sejak dahulu hal ini digunakan sebagai benteng yang menjaga kaum muslimin dari bidah dan hawa nafsu. Tatkala muncul sikap bermudah-mudahan dalam hal ini, maka tanpa Anda sadari seorang penuntut ilmu yang mengerti tauhid dan sunah terjatuh dan tergelincir dalam perjalanannya, disebabkan tidak ada sikap pembeda disisi kebanyakannya mereka.
Wahai saudaraku, hendaknya kita mengambil pelajaran, Al Imam Baihaqi terpengaruh dengan Ibnu Fauroh dan mengambil darinya paham as'ariyah. Ibnu 'Aqil disebabkan karena teman duduknya, menjadi berpaham mu'tazilah. Ya'qub bin Syubah disebabkan teman duduknya menjadi berpandangan netral dalam Al Quran. Al Imam Abdurazaq As Shon'ani disebabkan Jafar bin Abi Sulaiman Ad Dubai, menjadi mengambil paham syiah darinya. Demikianlah, hendaknya seorang pelaku sunah berhati-hati dari bermajelis dengan pelaku bidah dan hawa nafsu.
Termasuk dari manhaj ahlus sunah adalah memperingatkan dari pelaku bidah dan hawa nafsu. Dan jika ada tuntutan kemaslahatan, maka perlu untuk menyebutkan nama tokoh-tokoh bidah dan hawa nafsu ketika memperingatkan dari mereka. Agar diwaspadai kejahatan mereka dan ditampik fitnah mereka. Yang demikian ini juga dari manhaj ahlus sunah wal jamaah.
Penuntut ilmu hendaknya berhati-hati untuk masuk pada perkara yang dia tidak membutuhkannya. Alhamdulillah, para ulama dan para penasihat yang jujur telah mencukupi kita. Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya perkara ini pelakunya berada di antara sikap berlebih-lebihan dan bermudah-mudahan. Dan yang diinginkan adalah sikap pertengahan, sebagaimana firman Allah:
{( وَكَذَلِكَ جَعَلنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا )}
"Demikianlah Kami jadikan kalian umat pertengahan" (QS. Al Baqorah :143 )
Tidak semua orang yang menyeru dengan Jarh Wa Ta'dil beruntung. Bagi kita pelajaran dari perjalanan Mahmud Al Hadad, bagi kita pelajaran dari perjalanan Falih Al Harbi, dan bagi kita pelajaran dari kelanjutan Al Hajuri. Bagi kita juga pelajaran dari perihal Ahmad Syaibani dan Shaleh Bakri di Yaman dan yang lainnya. Bab perkara ini berbahaya, hendaknya kita melazimi takwa kepada Allah.
Dan wajib bagi kita untuk mengikuti langkah-langkah para ulama kita, dan mengambil faedah dari manhaj dan metode mereka. Alhamdulilah, pondok ini dengan izin Allah, seperti pondok-pondok ahlu sunah yang lainnya berjalan diatas jalan yang terang dan jelas. Mementingkan ilmu syar'i, tauhid, dan sunah, dan memperingatkan dari bidah dan hawa nafsu. Dan tidak mengapa untuk saling menasihati, bahkan merupakan kewajiban untuk memperingatkan dari pelaku bidah dan hawa nafsu.
Tidaklah bidah itu terbatasi dengan bidah jahmiyah, mu'tazilah, murjiah, as'ariyah, syiah rafidhah dan sufiyah saja. Tidak, bahkan sekarang ini bidah banyak, sangat benar yang disabdakan Nabi shalallahu 'alaihi wasalam,
(( افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة، وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة، وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة ))
"Yahudi terpecah menjadi 71 golongan, dan Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, dan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan dan semuanya di neraka kecuali satu golongan" (HR Ahmad, Abu Daud Tirmidzi dan lainnya)
Siapakah golongan yang selamat ini? Mereka adalah orang-orang yang berjalan di atas jalan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan para Sahabatnya radhiyallah'anhum. Maka selalu saja bidah dan hawa nafsu ada sampai zaman kita ini. Demikianlah, dengan rasa persaudaraan, dan saling menasihati kita bekerja sama seluruhnya untuk tetap kokoh diatas kebaikan ini.
Janganlah masuk ke bab Jarh Wa Ta'dil kecuali jika Anda punya keahlian yang mencukupi padanya, dan bertakwalah kepada Allah. Bukanlah permasalahannya berbasa-basi dengan seseorang, mencari keridaan seseorang atau menghindar dari kemarahan seseorang. Karena Anda nantinya akan berdiri dihadapan Allah yang akan menanyakan kepada Anda perkara yang kecil dan besar, dan menperhitungkan amalan walaupun sekulit ari. Sangat benar Allah dalam firman-Nya,
{( وَوُضِعَ الكِتَابُ فَتَرَى المُجْرِمِين مُشْفِقِين مِمَّا فِيْه وَيَقُولُونَ يَوَيلَتَنَا مَالِ هَذَا الكِتابِ لاَ يُغَادِرُ صَغِيْرةً وَلاَ كَبِيْرَةً إِلَّا أَحْصَهَا )}
"Dan diletakkanlah kitab, maka engkau melihat orang-orang yang berbuat dosa ketakutan dengan isinya dan berkata, "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan hal kecil dan besar, melainkan mencatat semuanya." (QS. Al Kahfi :49)
Berhati-hatilah dari sikap zalim dan berlebih-lebihan, dan berhati-hatilah dari sikap lembek dan bermudah-mudahan. Mari kita bekerja sama semuanya di pondok ini, demikian juga di seluruh pondok-pondok ahlus sunah, untuk tetap kokoh di atas dakwah yang murni dan bersih. Yang berada padanya para ulama zaman sekarang dan terdahulu, para salafus shalih. Manhaj yang dipetik dari kitab Allah dan sunah Nabi-Nya shalallahu 'alaihi wasalam.
Kita memohon kepada Allah untuk melapangkan dada-dada agar
menerima kebenaran, dan menganugerahkan kekokohan sampai ketika meninggalkan dunia, sesungguhnya Dia Maha Mendengar doa-doa.

Alih bahasa: Abu Abdillah Zaki Ibnu Salman
(Salah satu thulab di Darul Hadist Fuyus, Yaman)
WA Thullab Al Fiyusy_Harasahallah

Saturday, March 29, 2014

Bismillah. Berikut adalah link download ceramah kajian terbaru Radio Syiar Tauhid:


Bismillah.
Berikut adalah link download ceramah kajian terbaru Radio Syiar Tauhid:

Al Ustadz Dzulqarnain M.Sunusi

[1]Sebab-Sebab Kebinasaan Umat: http://goo.gl/40f6Gc

[2]Tanya Jawab Islam -1: http://goo.gl/ad6tqG

[3]Indahnya Hati yang Selamat: http://goo.gl/1K5BR7

[4]10 Wasiat Untuk Memperkuat Hafalan dan Mengobati Lupa: http://goo.gl/rLdYBy

[5]Sumber Hikmah dan Adab-1: http://goo.gl/UHkqt8

[6]Sumber Hikmah dan Adab-2: http://goo.gl/6oFOn9

[7]Sumber Hikmah dan Adab-3: http://goo.gl/eg9X43

[8]Sumber Hikmah dan Adab-4: http://goo.gl/8y8w4I

[9]Sumber Hikmah dan Adab-5: http://goo.gl/3IDLSO

[10]Ukhti Jahukah Engkau Jalan kebahagiaanmu-1: http://goo.gl/C8aZS1

[11] Ukhti Jahukah Engkau Jalan kebahagiaanmu-2: http://goo.gl/n9yEQT

Al Ustadz Abdul Mu'thi Almaidani

[1]Kewajiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua-1: http://goo.gl/II0E7S

[2]Kewajiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua-2: http://goo.gl/2pdQZ2

[3]Kewajiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua-3: http://goo.gl/Nhu4BN

[4]Membalas Kebaikan Kedua Orang Tua: http://goo.gl/zzf5zd

[5]Durhaka Kepada Orang Tua & Laknat Allah Barang Siapa yang Mencela Kedua Orang Tuanya:http://goo.gl/kRkR5b

Al Ustadz Sofyan Chalid Ruray

[1]50 Pelajaran Berharga dari Nasehat Luqman Al-Hakim kepada Anaknya: http://goo.gl/NCVwev

[2]Adab Seorang Murid Terhadap Gurunya-1: http://goo.gl/G4zWoH

[3]Adab Seorang Murid Terhadap Gurunya-2: http://goo.gl/UWV0HH

[4]Lurusnya Niat Landasan Dalam Beramal: http://goo.gl/NzG36P

[5]Tawassul Yang dibolehkan dan terlarang: http://goo.gl/SlwslR

[6]Empat Kewajiban Asasi Setiap Muslim: http://goo.gl/uxoyxg

[7]Hanya kepadamulah Kami Menyembah Dan hanya meminta Pertolongan: http://goo.gl/H5LN47

[8]Sikap Kaum Muslimin Terhadap Kesyirikan Dan Kaum Musryrikin: http://goo.gl/LNsZsL

[9]Syirik Dalam Ketaatan: http://goo.gl/aV4czV

[10]Syirik Dalam Kecintaan: http://goo.gl/QQll0P

[11]Kemuliaan Jiwa Harta dan Kehormatan Seorang Muslim: http://goo.gl/iwl9Rf

[12]Syirik Dalam Sebab: http://goo.gl/h4vwny

[13]Menyembelih Untuk Selain Allah-1: http://goo.gl/1B7f8p

[14]Menyembelih Untuk Selain Allah-2: http://goo.gl/RVd9pT

[15]Menyembelih Untuk Selain Allah-3: http://goo.gl/5rYMBe

[16]Larangan Menyembelih Pada Tempat yang Dipergunakan Menyembelih Kepada Selain Allah-1: http://goo.gl/8A1a7t

[17]Larangan Menyembelih Pada Tempat yang Dipergunakan Menyembelih Kepada Selain Allah-2: http://goo.gl/3O1N6s

[18]Termasuk Kesyirikan bernazar Untuk Selain Allah: http://goo.gl/jwzsmw

Al Ustadz Abdullah Sya'roni

[1]Doa Dzikir pagi dan Petang: http://goo.gl/etL9Vw

[2]Tuntunan Praktis Fiqih Wanita 1: http://goo.gl/uGC5FC

[3]Tuntunan Praktis Fiqih Wanita 2: http://goo.gl/SH77OU

[4]Kitab Al-Asyribah(Pembahasan Minuman): http://goo.gl/TVTe6r

Al Ustadz Wira Mandiri Bachrun

[1]Sepuluh Penghalang Penuntut ilmu: http://goo.gl/zPw7h8

[2]Sepuluh Penghalang Penuntut ilmu: http://goo.gl/KsYq1S

[3]Pembelaan Terhadap Fitnah yang Menimpa Sahabiyah Aisyah radhiallahuanha: http://goo.gl/Po9YUL

[4]Biografi Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin: http://goo.gl/ZF6XSD

Al Ustadz Ayub Abu Ayub:

[1]Tafsir yang Salah tentang Laa Ilaaha illallah: http://goo.gl/H0o2q3

[2]Sifat-Sifat Allah di Dalam Al Quran dan As-Sunnah: http://goo.gl/JNVCJe

[3]Makna Laa Ilaha illallah: http://goo.gl/4zb2eu

[4]Tafsir Surah Al Kahfi-1: http://goo.gl/KFEKDs

[5]Tafsir Surah Al Kahfi-2: http://goo.gl/qY693j

[6]Tafsir Surah Al Kahfi-3: http://goo.gl/qy97ci

[7]Pendidikan Anak Dalam Islam-1: http://goo.gl/pbk3P1

[8]Pendidikan Anak Dalam islam-2: http://goo.gl/NWewje

Al Ustadz Abdul Barr

[1]Pembahasan Rukuk dan rahasia-rahasia Sholat: http://goo.gl/QqZLnR

Al Ustadz Muhammad Na'im lc

[1]Memadamkan Bara Api Fitnah: http://goo.gl/9HUU2l

[2]Untukmu Wahai Pecinta Al Qur’an-1: http://goo.gl/fclqaU

[3]Untukmu Wahai Pecinta Al Qur’an-2: http://goo.gl/Hx6Zfh

[4]Untukmu Wahai Pecinta Al Qur’an-3: http://goo.gl/jZS9WW

[5]Bersama Kita Meraih Surga-1: http://goo.gl/6PeChJ

[6]Bersama Kita Meraih Surga-2: http://goo.gl/6K1vNT

[7]Bersama Kita Meraih Surga-3: http://goo.gl/JbilXg

[8]Bersama Kita Meraih Surga-4: http://goo.gl/VXTXjb

[9]Bersama Kita Meraih Surga-5: http://goo.gl/pOUdUJ

[10]Bersama Kita Meraih Surga-6: http://goo.gl/7v0omR

Semoga Bermanfaat.

WhatsApp Syiar Tauhid

Download Audio "Sebab-Sebab Kebinasaan Umat"

Download Audio

"Sebab-Sebab Kebinasaan Umat"

Al Ustadz Dzulqarnain M.Sunusi

Link Download:
http://goo.gl/40f6Gc


Whatsapp Syiar Tauhid

Durhaka Kepada Orang Tua dan Laknat Allah Bagi barang Siapa Yang Mencela Kedua Orang Tuanya

Download Audio

Al Ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidani

"Durhaka Kepada Orang Tua dan Laknat Allah Bagi barang Siapa Yang Mencela Kedua Orang Tuanya"

Link Download:
http://goo.gl/kRkR5b

WhatsApp Syiar Tauhid

FIQH PRAKTIS "Permasalahan Bejana-Bejana"

______________________________
          بسم الله الرحمن الرحيم

.................................................
Bacaan Pekanan Al-Fawāid Edisi 6.
.................................................

FIQH PRAKTIS

                 ��

"Permasalahan Bejana-Bejana"

Kaum Muslimin Rohimakumullōh.

Bacaan Pekanan Al-Fawāid edisi kali ini kembali akan mengangkat permasalahan fiqh-praktis, sebagaimana dalam sekian waktu berulang edisi pembahasan dari Bacaan Pekanan Al-Fawāid ini.

Dan pembahasan fiqh masih terkait dengan bersuci, yaitu pada permasalahan pada peralatan yang digunakan untuk bersuci, dan juga ada tambahan faidah dan ilmu dari pembahasannya. 

Kali ini kita akan angkat dengan ringkas pembahasan tentang bejana-bejana.

Bejana-bejana dalam pembahasan fiqh Islam disebut dengan istilah “Āniyah” (الآنية), dan definisinya adalah: tempat yang digunakan untuk menampung air dan semisalnya. 

Inilah definisi āniyah.

Dan para ahli Fiqh terkadang mendifinisakannya dengan makna yang lebih umum dan luas, yaitu: “Semua alat yang digunakan untuk  menampung selainnya” dalam konteks poembahasan air dan peralatan sehari-hari, sehingga termasuk dalam pembahasan ini baskom, ember, panci, periuk, piring, gelas atau selainnya. Dan definisi umum ini sesuai dengan dalil-dalil yang disebutkan dalam permasalahan aniyah sebagaimana yang akan kita sebutkan. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah).

Permasalahan Pertama:

"Menggunakan Āniyah Yang Terbuat Dari Emas Dan Perak Atau Selainnya Untuk Bersuci".

Boleh menggunakan aniyah yang terbuat dari emas dan perak untuk bersuci dan untuk penggunaan lainnya, karena hukum asalnya aniyah adalah mubah atau boleh selama tidak ada dalil larangannya. Larangan yang ada hanya terdapat dalam penggunaan yang terkait dengan makan dan minum bukan untuk penggunaan lainnya, dalam hadits Rasulullōh shollallōhuàlaihi wa sallam bersabda:

لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ

“Janganlah kalian minum dari aniyah yang terbuat dari emas dan perak dan juga jangalah makan dengan piring yang terbuat darinya, sebab itu diperuntukkan bagi mereka (orang kafir; pent) dan untuk kalian kelak di akhirat (Syurga)”. (HR. Bukhoriy-Muslim).

Dan juga beliau pernah bersabda: “Sesungguhnya orang yang minum dan makan dari aniyah yang terbuat dari perak itu kelak akan terguncang perutnya di neraka Jahannam”. (HR. Bukhoriy-Muslim).

Dan larangan disini berlaku secara umum, baik piring dan gelas yang terbuat murni dari emas dan perak atau hanya sebatas campuran.

Larangan dari hadits tersebut adalah jika penggunaannya untuk makan dan minum, dan tidak pada selainnya. Sehingga bersuci dengan aniyah yang terbuat dari emas dan perak itu dibolehkan.

Permasalahan Kedua:

"Āniyah Berupa Piring Atau Gelas Bila Terdapat Bahan Dari Perak Atau Emas".

Apabila āniyah yang berupa piring atau gelas terdapat padanya tambahan sesuatu yang terbuat dari emas maka hukumnya haram, tidak dibolehkan karena termasuk larangan di atas secara umum.

Akan tetapi jika tambahan tersebut terbuat dari perak yang sedikit karean dibutuhkan semisal untuk penyambung atau penambal, dua alasan seperti ini dibolehkan. Hal ini berdasarkan hadits dari Anas bin Malik rodhiallōhuànhu beliau menceritakan bahwa Rasulullōh shollallōhuàlaihi wa sallam pernah gelas beliau pecah kemudian beliau menambalnya dengan bahan yang terbuat dari perak. (HR. Bukhoriy: 3109).

Dan jika tidak ada hajatnya, semisal hanya untuk hiasan atau mungkin saja ada hajatnya tetapi terlalu banyak kandungannya, maka masuk ke dalam larangan asalnya.

Permasalahan Ketiga:

"Menggunakan Āniyah Non-Muslim".

Aniyah milik non-Muslim hukum asalnya juga dibolehkan untuk digunakan, kecuali apabila diketahui dengan jelas mengandung najis, maka tidak dibolehkan menggunakannya kecuali dicuci hingga bersih dan hilang bekas najisnya tersebut. Hal ini berdasarkan hadits dari shohabat Abu Tsa’labah Al-Khusyaniy rodhiallōhuànhu beliau berkata kepada Rasulullōh shollallōhuàlaihi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ، إنَّا بِأَرْضِ قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ، أَفَنَأْكُلُ فِي آنِيَتِهِمْ؟ قَالَ: لَا تَأْكُلُوا فِيهَا، إلَّا أَنْ لَا تَجِدُوا غَيْرَهَا، فَاغْسِلُوهَا، وَكُلُوا فِيهَا

“Wahai Rosulullōh, kami berada di tempat negeri non-Muslim dari kalangan ahli kitab, apakah kami boleh makan dengan menggunakan aniyah milik mereka?”, Beliau menjawab: “Janganlah kalian makan darinya, kecuali jika kalian tidak mendapatkan selainnya maka cucilah dan gunakanlah makanlah darinya”. (HR. Bukhoriy-Muslim).

Adapun jika kita tidak mengetahui akan kenajisannya, tidak juga mengetahui apakah pemiliknya menggunakannya untuk benda najis dengan langsung, maka keadaan seperti ini boleh menggunakan aniyah milik non-Muslim tersebut. Hal ini berdasarkan hadits yang menjelaskan bahwasanya Nabi dan para shohabatnya pernah berwudhu dengan mengambil air dari keranjang milik seorang yang non-Muslim. (HR. Bukhoriy no. 344, Muslim no. 286).

Dan juga Nabi pernah menerima pemberian dari seorang wanita Yahudi yang member beliau masakan daging kambing ketika peritiwa Khoibar, dan Beliau menerima serta makan dari pemberian tersebut. (HR. Bukhoriy-Muslim).

Sehingga hukum asal āniyah milik non-Muslim itu boleh digunakan oleh kaum Muslimin apabila tidak diketauhi akan kenajisannya dengan pasti. Sebab dalam hadits-hadits di atas, Nabi menerima pemberian yang berasal dari non-Muslim dengan aniyah mereka, dan ini juga menunjukkan akan luasnya rahmat Islam sebagaimana yang ditauladankan nabi, sebab hukum akan sesuatu tidak bisa dibangun hanya sebatas keragu-raguan atau praduga semata.

Permasalahan Keempat:

"Bersuci Dengan Menggunakan Aniyah Yang Terbuat Dari Kulit Hewan".

Kulit hewan yang telah disamak itu boleh digunakan, hal ini berdasarkan sabda Rasulullōh shollallōhuàlaihi wa sallam pada suatu ketika beliau dan para shoahabatnya berlalu melewati bangkai seekor kambing, maka beliau berkata kepada para shohabatnya: “Kenapa kalian tidak ambil kulitnya, kemudian disamak dan kalian manfaatkan??”, para shohabat menjawab: “Sudah bangkai, wa Rosulullōh”, maka Nabi bersabda: “Ya, akan tetapi bangkai itu haram dimakan saja”. (HR. Muslim no: 363).

Dan beliau juga bersabda dalam hadits lainnya:

أَيُّمَا إِهَابٍ دُبِغَ فَقَدْ طَهُرَ

“Kulit hewan apa saja yang telah disamak maka menjadi suci”. (HR. Muslim no. 366, Tirimidziy no. 1650).

Sehingga dibelehkan apabila hewan selain Anjing dan Babi apabila telah menjadi bangkai dan diambil kulitnya kemudian disamak hingga bersih dan dimanfaatkan hal tersebut.

Diperkecualikan Anjing dan Babi, karena keduanya merupakan hewan yang najis pada asalanya, dan tidaklah terangkat kenajisannya walaupun telah mati. Adapun penyamakan itu adalah prosesi yang membuat suci dari kenajisan yang terjadi karena matinya hewan, adapun babi dan anjing sebelum matinya memang sudah najis, sehingga kulitnya walaupun disamak tetaplah tidak dibolehkan untuk diambil dan dimanfaatkan.

Adapun selainnya dari hewan-hewan baik yang halal atau tidak halal dimakan, buas atau tidak buas, apabila telah disamak kulitnya maka boleh digunakan dan dimanfaatkan, dengan kemanfaatan yang dibutuhkan seperti untuk alat sebagai penampung air untuk berseci atau penggunaan yang lebih umum seperti untuk tali pinggang dan selainnya.

Adapun cara menyamaknya tidaklah dibatasi dengan cara tertentu, sebab tidak ada dalil batasannya, selama cara yang ditempuh mampu mengangkat najis dan kotoran-kotoran yang melekat di kulit hewan tersebut maka cara tersebut dibolehkan. Misalnya dengan terlebih dahulu disayat kulit binatang dari badannya (setelah disembelih) kemudian dicukur semua bulu-bulu dan dibersihkan segala urat-urat dan lendir-lendir daging dan lemak yang melekat pada kulit. Kemudian direndam kulit itu dengan air yang bercampur dengan benda-benda yang menjadi alat penyamak sehingga tertanggal segala lemak-lemak daging dan lendir yang melekat di kulit tadi. Kemudian diangkat dan dibasuh dengan air yang bersih dan dijemur.

Atau cara yang lainnya.

Kaum Muslimin Rohimakumullōh.

Demikianlah pembahasan ringkas tentang bejana-bejana ini, dan yang terpenting dari faidah yang kita ambil adalah pentingnya untuk mengetahui pembahasan fiqh dalam Islam ini, sebab ia merupakan penjabaran dari Allōh dan Rosul-Nya sebagaimana yang dijelaskan oleh para Ulama ahli Fiqh dalam rangka untuk mewujudkan peribadahan kepada Allōh tabāroka wataàlā, sehingga amal ibadah yang diwujudkan sesuai dengan tuntunan dari dalil-dalil yang datang dari Al-Qur’an dan Sunnah Rosul shollallōhu’alaihi wasallam.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Wallōhuàlam.

(Referensi utama: Kitab: Al-Fiqh Al-Muyassar, Al-Mughniy karya imam Ibnul Qudamah, Al-Mausuàh Al-Fiqhiyyah, dll. Dan pembahasan ini merupakan penulisan dari kajian fiqh rutin yang terselenggara pekanan di Masjid Telkom – Palembang).

Akhukum Hudzaifah bin Muhammad.

     =[Majmù Al-Fawāid]=

Bahaya ghibah

Imam Ibnu katsir ketika menjelaskan biografi Iyyās bin Muàāwiyyah al-Muzaniy seorang Qodhiy Alim Ulama dan Ahli Fiqh negeri Bashroh, menukil ucapan Sufyān bin Husain Al-Wāsithiy:

"Aku menyebutkan seseorang dengan kejelekannya di hadapan Iyās bin Muàāwiyyah, tiba-tiba Beliau menatap Saya, dan bertanya:

'Kamu pernah ikut perang melawan Rum?'

Aku jawab: 'tidak!'

Kemudian beliau berkata:
'Apakah selamat darimu Rum, Sind, Hind dan Turki, akan tetapi Saudara-mu sendiri tidak selamat darimu???'

Sufyān pun berkata: 'Saya tidak pernah mengulangi lagi setelah kejadian itu, untuk menyebutkan aib seorangpun dari manusia atau meng-ghibahinya."

[Al-Bidāyah wan-Nihāyah: 9/ 336]
〰〰〰〰〰〰〰〰

             Grup WM
   =[Majmù Al-Fawāid]=

BOLEHKAH MEMBAGIKAN HARTA KEPADA AHLI WARIS KETIKA MASIH HIDUP



Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan: Apa hukum membagikan harta peninggalan dan warisan ketika seseorang masih hidup, juga bagaimana tentang menunda pembagian harta peninggalan mayit?

Jawaban:

Tidak mengapa seseorang membagikan hartanya kepada ahli warisnya sesuai pembagian yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan, yaitu bagi pria mendapatkan dua kali lipat dari bagian wanita, apakah anak atau saudara laki-laki dan perempuan (jika tidak memiliki anak –pent). Dibagi sesuai yang disyariatkan oleh Allah dan tidak boleh curang terhadap sebagian mereka atau tidak boleh mengkhususkan sebagian mereka tanpa kekhususan yang Allah berikan. Jika dia membagi hartanya sesuai dengan ketentuan hukum waris kepada ahli warisnya maka hal itu boleh baginya. Namun jika dia menahan hartanya dan memanfaatkannya selama dia masih hidup maka hal itu lebih baik baginya dibandingkan membagikannya kepada anak-anaknya karena dia tidak memiliki harta lagi.

Adapun jika dia telah meninggal maka hartanya diserahkan kepada ahli warisnya dan wajib untuk segera membagikannya dan memberikan hak kepada setiap yang memiliki hak, agar dia bisa memanfaatkannya dan mendapatkan kelapangan dengannya. Juga agar si mayit mendapatkan pahalanya.

إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُوْنَ النَّاسَ.

“Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan, hal itu lebih baik dibandingkan engkau meninggalkan mereka dalam keadaan kekurangan sehingga mereka mengemis kepada manusia.”
(HR. Al-Bukhary no. 1295 dan Muslim no. 1628 –pent)

Jadi hendaknya disegerakan, kecuali jika ada hal-hal yang menghalangi pembagian sehingga terpaksa ditunda sampai hal-hal yang menghalangi tersebut hilang. Adapun selama tidak ada hal-hal yang menghalangi pembagian harta warisan, maka wajib menyegerakannya dan memberikan hak kepada setiap pihak yang memiliki hak.
Alih bahasa: Abu Almas

HUKUM MEMINJAM UANG DARI BANK UNTUK MEMBELI RUMAH

FATWA RINGKAS

HUKUM MEMINJAM UANG DARI BANK UNTUK MEMBELI RUMAH


Soal:

Apakah boleh bagiku meminjam uang dari bank ribawi untuk membeli rumah? Berikanlah faidah untuk kami, jazakumullahu khaira.

Jawaban:

Seandainya engkau membutuhkan khubz (sejenis roti –pent) untuk makan, yang dengannya engkau bisa menyelamatkan dirimu dari kematian, jangan engkau mengambil sesuatu pun dari bank, terlebih-lebih lagi untuk membangun rumah atau membeli mobil.

Allah ‘azza wa jalla menghalalkan untukmu bangkai, daging babi, yang mati karena dipukul, atau karena,jatuh, dalam keadaan sangat mendesak, tapi tidak menghalalkan untukmu riba. Riba sangatlah berbahaya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi (keperluannya)”.
(QS ath Thalaq:2-3)

Maka dosa riba amatlah besar, dan perkaranya sangat berbahaya. Barangsiapa yang menghalalkannya, maka ia telah kafir.

Apabila engkau butuh rumah, bersabarlah sampai Allah membukakan rizki untukmu. Kembalilah kepada Allah, tempuhlah sebab-sebab sampai Allah menyiapkan rumah untukmu.

Namun apabila tidak tercapai, maka engkau meninggal dalam keadaan selamat dari permusuhan kepada Allah, karena pelaku riba adalah musuh Allah, wal’iyadzu billah.

Sebagaimana Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Jika kalian tidak melaksanakannya,maka umumkanlah perang dari Allah dan rasul-Nya, tetapi jika kamu bertaubat, maka kamu berhak atas pokok hartamu".
(QS al Baqarah:279)
Allah mengumumkan peperangan terhadap pelaku riba.

Dalam hadits, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang memakan harta riba, perwakilannya, penulisnya, dan kedua saksinya”.

Apa yang kalian inginkan setelah datangnya laknat? Apakah rumah itu akan bermanfaat untukmu sementara di depanmu neraka jahannam? Bertaqwalah kepada Allah wahai orang yang beriman, dan bersabarlah di atas kemiskinan dan bebagai kebutuhan.

Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar”.
(QS al Baqarah:155)

Bersabarlah, Allah akan memberikan kepadamu pahala yang agung ini, sebagai pengganti dari dirimu terjatuh dalam laknat, kemarahan, kemurkaan dan adzab-Nya. Engkau memikul kesempitan ini di dunia, yang tidak bernilai sedikitpun dibanding kemurkaan Allah dan adzab-Nya.

Kita meminta kepada Allah untuk mencukupi kita dengan karunia-Nya dari kemarahan dan kemurkaan-Nya. Sesungguhnya Rabb kita Maha Mengabulkan doa.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.

fatawa asy Syaikh Rabi’ bin Hadi al Madkhaly 1/134-135

Abdulaziz Bantul


WA Salafy Lintas Negara

HUKUM MENGANTUNG AYAT-AYAT AL QUR'AN DI DINDING

SILSILAH PENGAGUNGAN SYIAR-SYIAR ALLAH:

HUKUM MENGANTUNG AYAT-AYAT AL QUR'AN DI DINDING

📅 Suatu ketika saya bertamu di salah satu rumah teman, saya mendapatkan didalam rumahnya begitu banyak hiasan-hiasan pada dinding rumahnya, ia menghiasi dinding rumahnya dengan ukiran kaligrafi ayat-ayat Al Qur'an. Ternyata hal ini sudah menjadi kebiasan sebagian besar kaum muslimin, bukan di. rumah teman saya saja, yang mana mereka senang mendekorasi rumahnya dengan kaligrafi.

🔎 Untuk apa mereka melakukan ini Apakah tujuan di balik itu semua

🔭 Mari kita simak diskusi Asy Syaikh Al Faqih Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin_rahimahullah dengan salah seorang awam tentang seputar permasalahan tujuan menggantungkan atau menulis ayat-ayat Al Qur'an pada dinding rumah.

🔸Penanya: "Wahai Syaikh yang kami mulyakan! Apakah hukum menggantungkan ayat-ayat Al Qu'an di dinding?"

🔹Syaikh: "Untuk apa dia menggantungkan ayat-ayat Al Quran di dinding?"

🔸Penanya: "Untuk hiasan".

🔹Syaikh: Jika (dia lakukan hal itu) untuk hiasan maka sungguh dia telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan pelecehan. Bagaimana bisa, Al Qur'an yang Mulya dan Agung, yang mana Allah menurunkannya sebagai obat yang menyembuhkan hati-hati dan sebagai pemberi nasehat, kemudian dia jadikan sebagai hiasan?!

🔸Penanya: "Untuk mencari berkahnya"

🔹Syaikh: "Apakah dahulu para Salaf mencari berkah dengan cara seperti ini?!"

🔸Penanya: "Tidak"

🔹Syaikh: "kita sebagai generasi (para Salaf) hendaknya mencukupi dengan apa yang dicukupkan oleh para Salaf. Sebutkan lagi tujuan yang ketiga!

🔸Penanya: "Untuk dijadikan sebagai pengingat"

🔹Syaikh: "Apakah manusia yang duduk di tempat tersebut teringatkan (dengan ayat-ayat yang digantung) dan membacanya?! jawabannya: tentunya tidak, hanya sedikit saja (yang mau mengingatnya). Coba datangkan tujuan yang keempat!"

🔸Penanya: "Sebagai pelindung dari gangguan jin"

🔹Syaikh: Apakah didapatkan para Salaf berlindung dari gangguan jin dengan cara seperti ini?"

🔸Penanya: "Tidak"

🔹Syaikh: "Tidak kan?! kalau begitu, bagaimana bisa cara seperti ini terluputkan dari para Salaf, sedangkan kita mengetahuinya?! Secara nyata, paling sedikit kita katakan bahwa ini merupakan perbuatan bid'ah, bersamaan itu pula padanya terdapat penghinaan terhadap Al Qur'an, karena dia menulis misalnya pada panel atau pada dinding itu sendiri firman Allah:

{وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا}

"dan janganlah menggunjingkan satu sama lain" [QS. Al Hujuraat: 12]

"(Pada kenyataannya) kamu dapatkan ditempat itu penuh dengan ghibah (menggunjing), maka hal ini merupakan bentuk pelecehan."

"Oleh karena itu, kami nasehatkan, jika kalian mendapatkan siapa saja yang menggantungkan Ayat-ayat di dinding, baik dia gantung pada dinding itu sendiri atau ditulis pada sebuah kertas atau yang semisalnya, maka nasehati dia dari perbuatan ini. Katakan padanya: "Wahai saudaraku, kalamullah (firman Allah) tidaklah diturunkan untuk tujuan seperti ini!"

"Yang semisal itu pula, apa yang telah kami dengar pada suara telpon gengam, ketika menunggu jawaban, maka kamu dengar telpon genggamnya berbunyi suara Al Qur'anul Karim. La Ilaha Illallahu!!! Al Qur'an digunakan untuk seperti ini?!"

"Kemudian terkadang hal ini didengar oleh orang kafir atau yang semisalnya, dia sangat tidak suka mendengarnya. Maka kamu-lah yang menjadi sebab manusia benci dengan Al Qur'anul Karim. Oleh karena itu, nasehati pula orang-orang yang kamu dapatkan nada tunggu telpon genggamnya dengan bacaan Ayat-ayat."

[ Fatawa Liqa' Al Bab Al Maftuh 25/198]

[✏ Alih bahasa Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 28 Jumadal Ula 1435/ 29 Maret 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah 📚]


WA. Permata Muslimah Salafiyah

Friday, March 28, 2014

NASEHAT DI ZAMAN YANG TERDAPAT BANYAK FITNAH DI DALAMNYA

نصيحة في زمن كثرت فيها الفتن

السؤال:

بماذا تنصحنا في هذا العصر الذي كثرت فيه الفتن وانتشر أهل البدع وموت العلماء؟

✏الجواب:

أنصحكم أول شيء بتقوى الله سبحانه وتعالى، والإكثار من الدعاء أن يثبتنا الله وإياكم على الدين، وأن يقنا وإياكم شر الفتن.

ثم ننصحكم بطلب العلم، طلب العلم على أهل العلم، والحرص على طلب العلم، فإنه لا يقي من الفتن بإذن الله إلا العلم الصحيح، أما إذا لم يكن عندك علم صحيح فربما تقع في الفتن وأنت لا تدري ولا تعلم أنها فتن، فعليكم بطلب العلم على أهل العلم، ولا تتكاسلواعن طلب العلم مهما أمكنكم ذلك.✏

 http://alfawzan.af.org.sa/node/14958

NASEHAT DI ZAMAN YANG TERDAPAT BANYAK FITNAH DI DALAMNYA

Oleh Syaikh Shalih Al Fauzan Hafizhahullah

Soal:

Berikanlah nasihat kepada kami terutama di zaman ini, dimana banyak fitnah didalamnya, dan tersebarnya ahlul bida’(orang yang membuat ajaran baru dalam agama) dan wafatnya para ulama..

Jawaban:

"Pertama, aku nasihatkan kepada anda untuk bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memperbanyak do’a agar Allah menguatkan kita diatas agama ini dan menjaga kita dari buruknya fitnah.

Kemudian, aku nasihatkan kepada anda untuk menuntut ilmu, menuntut ilmu dari para ulama dan bersemangat untuk menuntut ilmu, karena sesungguhnya seseorang tidak akan terjaga dari fitnah -dengan izin Allah- kecuali dengan ilmu yang benar. Adapun apabila engkau tidak memiliki ilmu yang benar, boleh jadi engkau berada dalam fitnah namun engkau tidak menyadarinya dan tidak mengetahui bahwasanya hal tersebut adalah fitnah. Maka belajarlah (ilmu agama) dari para ulama, dan janganlah anda malas untuk menuntut ilmu, apapun yang terjadi."

Sumber:
http://alfawzan.af.org.sa/node/14958

WA Ta'zhim Assunnah Riau

Thursday, March 27, 2014

seafdhol-afdholnya dari hari-hari kalian adalah HARI JUMÀT

Rosulullōh

SHOLLALLŌHUÀLAIHI WA SALLAM

bersabda:

"Sesungguhnya seafdhol-afdholnya dari hari-hari kalian adalah HARI JUMÀT, maka perbanyaklah oleh kalian...

  '   B E R S H O L A W A T   '

Untukku pada hari tersebut.

Sebab, Sholawat kalian itu akan diperhadapkan secara khusus kepadaku".

____
[HR. Abu Dawūd dengan Sanad yang Shohīh]

Faidah hari ini

Kata Mutiara

"Ada diantara manusia yang apabila tidak KONEK dg

      ' I N T E R N E T '

Sehari-dua hari...

...ia-pun bersedih karenanya.

Dan apabila terputus dari

         ' A L   Q U R ĀN '

sehari-dua hari...

...ia tidaklah merasakan kesedihan akan hal tersebut!".

    Faidah di Siang Hari
                

Anas bin Mālik berkata:

"Sesungguhnya Rosulullōh Shollallōhuàlaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ ، وَإِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya...

Ada diantara manusia itu dirinya menjadi kunci bagi kebaikan dan penutup pintu kejelekan...

Namun ada juga yang dirinya menjadi kunci terbukanya kejelekan dan penutup pintu kebaikan...

Maka...

... beruntunglah bagi orang-orang yang Allōh jadikan dirinya sebagai kunci pembuka kebaikan melalui kedua tangannya.

Dan celakalah bagi orang-orang yang Allōh jadikan dirinya sebagai kunci kejelekan melalui kedua tangannya”.

[HR. Ibnu Mājah, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy]

    =[Majmù Al-Fawāid]=

Al-Ustadz Abu Khadijah Hudzaifah

Kesabaran di saat Ujian melanda, sesuatu yang Diperebutkan

Hadit pilihan Malam ini

"Kesabaran di saat Ujian melanda, sesuatu yang Diperebutkan"

Dari Jābir bin Àbdillah rodhiallōhuànhu, ia berkata:

"Nabi Muhammad shollallōhuàlihi wa sallam bersabda:

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

”Orang-orang yang Àafiyah (sehat dan tidak diuji; pent.) ketika dunia, kelak pada hari kiamat sangaaaat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika mereka di dunia...!

...karena mereka melihat betapa besarnya ganjaran yang didapatkan oleh orang-orang yang tertimpa cobaan ujian tatkala mereka di dunia.”.

_____
[HR. Tirmididziy, Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohīhah: 2206, Misykātul Mashōbih: 48, Syaikh Al-Albāniy]

Semoga Allōh Al-Halīm Al-Lathīf wal Khobīr, senantiasa memberi ana kesabaran yg indah, demikian juga kepada Antum semua, kepada para Masyāyikh dan guru-guru kita pada setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.

     =[Majmù Al-Fawāid]=

Syi’ah Membenci & Memusuhi Malaikat Jibril 'alaihissalam

AQIDAH SESAT SYI'AH !!!

Di Antara Kesamaan Aqidah Syiah & Yahudi :

" Syi’ah Membenci & Memusuhi Malaikat Jibril 'alaihissalam "

Oleh: Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan Hafizhahullah

ﺍﻟﺤﻤﺪﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :

Sungguh Syi’ah telah terpengaruh dengan keyakinan Yahudi dalam hal permusuhan mereka terhadap Malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Berikut ini adalah penjelasan dari Asy-Syaikh Al-‘Allamah Sholih Al-Fauzan (Mufti KSA) dalam kitabnya Al-Manhah Ar-Robbaniyah fi Syarhil Arba’ina An-Nawawiyah, hal.53-54 Cet. Darul ‘Ashimah:

“Diantara mereka (Syiah) ada yang memusuhi para malaikat, diantara mereka ada juga yang memusuhi sebagian malaikat. Seperti Yahudi yang memusuhi Malaikat Jibril ‘alaihis salam, mereka mengatakan Jibril musuh kami, seandainya yang turun kepada Muhammad (untuk menyampaikan wahyu) bukan Jibril pasti kami akan beriman kepadanya, tetapi karena yang turun kepadanya adalah Jibril maka kami tidak mau beriman kepadanya, karena Jibril adalah musuh kami."

Allah Ta'ala berfirman:

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ) ﻗُﻞْ ﻣَﻦ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺪُﻭّﺍً ﻟِّﺠِﺒْﺮِﻳﻞَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻧَﺰَّﻟَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻣُﺼَﺪِّﻗﺎً ﻟِّﻤَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻫُﺪًﻯ ﻭَﺑُﺸْﺮَﻯ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ * ﻣَﻦ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺪُﻭّﺍً ﻟِّﻠّﻪِ ﻭَﻣَﻶﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﺟِﺒْﺮِﻳﻞَ .… ( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 98-97

“Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman * Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”.
(QS. Al-Baqarah: 97-98)

Diantara syi’ah juga ada yang memusuhi Jibril karena terpengaruh dengan Yahudi.
Mereka berkata: "Sesungguhnya risalah (kenabian) untuk Ali (bin Abi Thalib) tetapi Jibril berkhianat dan memberikannya kepada Muhammad.

Seorang penya’ir Syiah berkata:
ﺧﺎﻥ ﺍﻷﻣﻴﻦ ﻭﺻﺪﻫﺎ ﻋﻦ ﺣﻴﺪﺭﺓ
“Telah berkhianat Al-Amin (Jibril) dan menghalanginya dari Haidaroh (‘Ali)”

Sumber: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?p=763911#post763911

Melalui: http://haulasyiah.wordpress.com

Tuesday, March 25, 2014

QAIDAH SALAFIYAH

~~~ QAIDAH SALAFIYAH~~~

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Tidak ada seorangpun yang berhak menjadikan orang tertentu sebagai panutan lalu mengajak manusia ke jalan (madzhabnya), bersikap loyal dan memusuhi di atas jalan itu selain Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak pula ada yang berhak melahirkan ucapan yang dijadikan pegangan (pedoman) untuk bersikap loyal dan memusuhi selain Kalam Allah dan ucapan Rasul-Nya dan apa yang telah disepakati oleh ummat (shahabat).
Sebab hal itu tidak lain merupakan perbuatan ahli bid’ah yang senang mengangkat orang tertentu dan melontarkan suatu perkataan yang justru pada akhirnya memecah belah ummat. Mereka menyerahkan loyalitasnya demi pendapat tersebut atau yang mereka nisbatkan (sandarkan) diri mereka kepadanya dan memusuhi orang lain demi membela pendapat dan penisbatan tersebut.”
------------------------
(Majmu’ Fatawa: 20/164)

via WA - Abu 'Ubaidillah Al-Atsary

QAIDAH SALAFIYAH

~~~ QAIDAH SALAFIYAH~~~

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Tidak ada seorangpun yang berhak menjadikan orang tertentu sebagai panutan lalu mengajak manusia ke jalan (madzhabnya), bersikap loyal dan memusuhi di atas jalan itu selain Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tidak pula ada yang berhak melahirkan ucapan yang dijadikan pegangan (pedoman) untuk bersikap loyal dan memusuhi selain Kalam Allah dan ucapan Rasul-Nya dan apa yang telah disepakati oleh ummat (shahabat).
Sebab hal itu tidak lain merupakan perbuatan ahli bid’ah yang senang mengangkat orang tertentu dan melontarkan suatu perkataan yang justru pada akhirnya memecah belah ummat. Mereka menyerahkan loyalitasnya demi pendapat tersebut atau yang mereka nisbatkan (sandarkan) diri mereka kepadanya dan memusuhi orang lain demi membela pendapat dan penisbatan tersebut.”
------------------------
(Majmu’ Fatawa: 20/164)

via WA - Abu 'Ubaidillah Al-Atsary

HUKUM BERTANYA & BEROBAT KEPADA DUKUN / PARANORMAL

HUKUM BERTANYA & BEROBAT KEPADA DUKUN / PARANORMAL

Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﻛَﺎﻫِﻨًﺎ ﺃَﻭْ ﻋَﺮَّﺍﻓًﺎ ﻓَﺼَﺪَّﻗَﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

“Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal (paranormal), lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-.”

[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (no. 9171). Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah- dalam Ash-Shahihah (3387)]

RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU... MUMPUNG DIRIMU MASIH ADA DI DUNIA

RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU... MUMPUNG DIRIMU MASIH ADA DI DUNIA

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ﻻ ﺗَﺰُﻭﻝُ ﻗَﺪَﻣَﺎ ﻋَﺒْﺪٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺴْﺄَﻝَ ﻋَﻦْ ﻋُﻤُﺮِﻩِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﻓْﻨَﺎﻩُ، ﻭَﻋَﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻢَ ﻓَﻌَﻞَ، ﻭَﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﻪُ ﻭَﻓِﻴﻢَ ﺃَﻧْﻔَﻘَﻪُ، ﻭَﻋَﻦْ ﺟِﺴْﻤِﻪِ ﻓِﻴﻢَ ﺃَﺑْﻠَﺎﻩ
ُ
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga dia ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan; dan tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan; tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan ke mana dia
belanjakan; dan ditanya tentang jasadnya untuk apa dia gunakan”
_______
(HR. At-Tirmidzi serta yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 946)

FATWA AL-MUHADDITS ASY-SYAIKH MUQBIL AL-WADI'IY TENTANG HUKUM MELAFAZHKAN NIAT SEBELUM BERWUDHU'

FATWA AL-MUHADDITS ASY-SYAIKH MUQBIL AL-WADI'IY TENTANG HUKUM MELAFAZHKAN NIAT SEBELUM BERWUDHU'

√√√ Pertanyaan :

Apakah melafazhkan niat itu bid’ah?, padahal yang terdapat dalam kitab Al-Umm Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah masih bersifat mubham (belum jelas)! Kiranya anda bisa menjelaskan kepada kami permasalahan ini, semoga Allah selalu memberkahi anda.

√√√ Jawaban :

"Melafazhkan niat dipandang sebagai perbuatan bid’ah, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia, (yang artinya): “Katakanlah, 'Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?” (Al-Hujurat: 16). Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam juga telah bersabda kepada orang yang tidak benar dalam shalatnya: “Bila kamu telah berdiri melaksanakan shalat maka bacalah takbir”. Dan beliau tidak ada berkata kepadanya: Bacalah: "NAWAITU" (saya berniat). Betul bahwa shalat tidak sah kecuali dengan niat, begitupula wudhu dan berbagai ibadah-ibadah yang lain selain zakat yang diambil dengan cara paksa. Adapun berbagai ibadah-ibadah yang lain haruslah dengan berniat karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Segala amal perbuatan tergantung dengan niat”. Sedangkan tempatnya niat di hati dan keliru bila ada yang berkata bahwa melafazhkan niat sebagaimana di kitab Al-Umm, ini salah karena ini tidak ada di kitab Al-Umm. Salah seorang ikhwan kita fillah telah membahas dalam hal ini sedangkan saya tidak
berkesempatan untuk membahas hal ini, akan tetapi ikhwan kita yang terpercaya tidak menemukan ini (masalah melafadzkan niat) dalam kitab Al-Umm, maka salah bila dinisbatkan kepada Imam Syafi’i dan pengucapan niat tidaklah benar dalam ibadah apapun. Adapun yang berkata bahwa pelafazhan niat ada dalam haji maka ini tidak benar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Labbaik hajjan” maka kemungkinan lafadz Hajjan dinashabkan sebagai mashdar sedangkan takdirnya adalah: 'Labbaik ahaju hajjan', dan kemungkinan agar lafadz Hajjan sebagai maf’ul bagi nawaitu, akan tetapi ibadah haji ini diarahkan kepada ibadah-ibadah yang lain yakni, Ahajju hajjan ia dinashabkan kepada mashdariyah, sehingga tidak ada ketetapan melafadhkan niat dalam ibadah apapun, adapun keberadaan niat ada di hati karena segala amal perbuatan tergantung dengan niat sebagaimana yang kamu dengar."
_________________
(Lihat; Ijabatus Sa'il, Bab; Ath-Thaharah, karya Syaikh Muqbil Al-Wadi'iy rahimahullah)

Siapa Sebenarnya yang Gemar Mengkafirkan ?

Siapa Sebenarnya yang Gemar Mengkafirkan ???

KISAH SYAIKH AL ALBANI DAN SEORANG PEMBESAR SHUFI

Lebih dari dua puluh tahun lalu, ketika Syaikh Nashiruddin Al-Albani rohimahulloh baru datang ke Amman, beliau ditanya oleh salah seorang pembesar Sufi. Dalam pembicaraan via telepon tersebut, Syaikh Al-Albani mendapat teguran keras dari si penelepon.

Penelepon : “Wahai Syaikh Nasir, sungguh aneh. Seharusnya anda lebih beradab !!”

Syaikh Albani : “Apa yang ada pada anda wahai Syaikh Fulan ??”

Penelepon : “Karena anda dan murid-murid anda mengkafirkan kaum muslimin !!”

Syaikh Albani : “Kami ??”

Penelepon : “Iya, benar”

Syaikh Albani : “Saya akan bertanya sesuatu kepada anda”

Penelepon : “Silahkan”

Syaikh Albani : “ Apa pendapat anda tentang seorang laki-laki yang berdiri di depan kubur, kemudian mengucapkan niat dengan keras :”saya berniat sholat dua rokaat untuk penghuni kubur ini”

Penelepon : “Orang ini kafir dan juga musyrik”

Syaikh Albani : “Adapun kami, kami tidak mengatakan kafir dan musyrik. Kami katakan bahwa orang tersebut adalah orang yang jahil, dan kami akan mengajarinya. Berarti siapa yang mengkafirkan manusia wahai Syaikh Fulan ???? kami atau anda ????”

Dinukil dari : kulalsalafiyeen.com
http://gemaislam.com/

Read more : http://khansa.heck.in/apakah-kita-sudah-benar-benar-islam.xhtml

___________

Tambahan dari Admin :

Siapa sebenarnya yang gemar mengkafirkan kaum muslimin ???? Pertanyaan inilah yang seharusnya direnungkan dalam2..

Lihat fakta, gak usah jauh2, di dumay saja, betapa buanyak orang2 yang justru mengatakan : "Wahhabi itu Dajjal, Wahhabi itu Yahudi, Wahhabi itu bukan Islam, sesat.." dan tudingan2 kacau lainnya.. Subhanallaah, sekali lagi, siapa yang sebenarnya gemar mengkafirkan ???? Apakah perkataan2 seperti itu bukan takfir ?????

Dan kita, kami, yakni orang2 yang sering dianggap sebagai Wahhabi, isnyaa Allaah justru sangat berhati2 dalam masalah takfir, silahkan sebutkan mana pernah kita katakan "kamu kafir, kamu sesat" ataupun perkataan semisalnya (??)

Bahkan justru, kita lah yang paling vokal dalam membantah kaum takfiriy khawarij !!

Kita hanya sekedar menjelaskan dan membahas perkara2 entah itu ttg bid'ah maupun syirik dan khurafat secara umum, dan setiap penjelasan pun insyaa Allaah selalu tegak di atas dalil dan hujjah.

Bahkan thd saudara2 kita yang jelas2 melakukan kesyirikan semisal ngalap berkah pada kotoran kerbau kyai selamet, atau mereka yang memberikan sesajen pada laut selatan, atau yang selainnya pun, kita tidak pernah sekalipun mengatakan mereka itu kafir, perbuat seperti itu syirik itu jelas, tapi apakah pelakunya mesti kafir ??? Kita katakan belum tentu !! Sebagaimana perkataan Syaikh Al Al Baniy, saudara kita yang melakukan kesyirikan itu tidak kita kafirkan, tapi mereka itu hanya jahil, maka tugas kita bersama lah untuk saling mengingatkan dan mengajarkan pada mereka ttg kebenaran..

Sekali lagi dan lagi, siapa sebenarnya yang gemar mengkafirkan ??? Marilah kita lebih hati2 dalam perkara ini, karena takfir bukan perkara ringan..

Saudaraku, maka dari itu bedakanlah mana mengkafirkan dan mana yang menjelaskan bahaya kekafiran, ini sangatlah beda dan bertolak belakang.. Mana pula yang menyesatkan atau menuduh sesat dan mana yang menjelaskan dan mengingatkan akan bahaya kesesatan, bedakanlah saudaraku agar tidak salah paham..

Inyaa Allaah, hidup akan terasa indah jika sesama umat Islam terus saling sayang dengan tetap saling menebar nasehat dan mengajak pada kebaikan serta mengingatkan akan bahaya kebathilan.

Nasihat yang Tulus Nan Penuh Kasih

Nasihat yang Tulus Nan Penuh Kasih

Dari Abu Dzarr Al-Ghifâry radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
يَأَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي لَكُمْ نَاصِحٌ، إِنِّي عَلَيْكُمْ شَفِيقٌ، صَلُّوا فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ لِوَحْشَةِ الْقُبُورِ، وَصُومُوا الدُّنْيَا لِحَرِّ يَوْمِ النُّشُورِ، وَتَصَدَّقُوا مَخَافَةَ يَوْمٍ عَسِيرٍ، يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي لَكُمْ نَاصِحٌ، إِنِّي عَلَيْكُمْ شَفِيقٌ
“Wahai sekalian manusia, saya adalah orang yang tulus untuk kalian, saya adalah orang yang mengasihi kalian. Kerjakanlah shalat pada kegelapan malam untuk kesendirian di alam kubur. Berpuasalah di dunia untuk terik panas hari kebangkitan. Bersedekahlah karena takut terhadap hari yang sangat berat. Wahai sekalian manusia, saya adalah orang yang tulus untuk kalian, saya adalah orang mengasihi kalian.”
[Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Az-Zuhd, Al-Baihaqy dalam Syu’abul Îmân dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah]

Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Twitter: @DzulqarnainMS

DI ANTARA ADAB-ADAB KETIKA TIDUR YANG SERING DIREMEHKAN BAHKAN TIDAK DIKETAHUI OLEH KEBANYAKAN KAUM MUSLIMIN

DI ANTARA ADAB-ADAB KETIKA TIDUR YANG SERING DIREMEHKAN BAHKAN TIDAK DIKETAHUI OLEH KEBANYAKAN KAUM MUSLIMIN

★★★ Tidur Telanjang (Tanpa Pakaian)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa.”
_________________
(HR. Muslim)

★★★ Tidur Dengan Sesama Jenis Dalam Satu Selimut

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu
juga wanita) dalam satu selimut.”
_________________
(HR. Muslim)

★★★ Tidur Dengan Cara Tengkurap dan Terlentang

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkisah, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah lewat ketika aku sedang tiduran tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kaki beliau sambil bersabda, “Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka.”
_________________
(HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian tidur telentang, kemudian meletakkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain.”
_________________
(HR. Muslim)

★★★ Tidur Di Atas Atap (Loteng) yang Terbuka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.”
_________________
(HR. Al-Bukhari di dalam Al Adab Al Mufrad. Lihat Shahih Adabil Mufrad oleh Syaikh Al Albani)

Semoga bermanfaat, Baarakallaahu Fiykum.

Untuk siapqpun yang telah mengetahui Manhaj Assalaf

⏳ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ :

��ﻓﻤﻦ ﺗﻌﻠﻢ ﻣﻨﺎ ﻭﻋﺮﻑ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻚ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻭﺍﻟﻠﻴﻦ ﻭﺍﻟﺘﻴﺴﻴﺮ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﺍﻟﺬﻱ ﻃﺒﻘﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺻﺤﺎﺑﺘﻪ ﺍﻟﻜﺮﺍﻡﻭﺳﻠﻔﻨﺎ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻭﻓﻲ ﻧﻔﺲ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻳﺤﺎﺫﺭ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻤﺪﺍﻫﻨﺎﺕ ﺃﻭ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭ ﻳﺰﺝ ﺑﺎﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﺔﻓﻲ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﺎﻝ ﺃﻧﻔﺎﻕ ﻣﺴﺪﻭﺩﺓ ﻭﻳﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﻭﺟﻮﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺘﻨﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﺸﻮﻳﻬﻪ ﻟﻬﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻓﻼ ﻫﺬﺍ ﻭﻻ ﺫﺍﻙ ﻻ ﻏﻠﻮ ﻭﻻ ﺷﺪﺓ ﻭﻻ ﺗﻤﻴﻊ ﻭﻻ ﺗﻔﺮﻳﻂ ﻭﻻ ﻣﺪﺍﻫﻨﺎﺕ .
___________
��✒ﺷﺮﻳﻂ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﻓﻬﻢ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ

Berkata Al'allaamah Asy Syaikh Rabee' Al Madkhaly hafizhahullah:

"Dan barangsiapa yang telah mempelajari dari kami dan mengetahui Manhaj Assalaf maka wajib baginya untuk menempuh jalan Al Qur'an dan Sunnah serta Jalan Assalafusshaleh didalam berlemah lembut dan beramah tamah serta memberikan kemudahan yang telah disyari'atkan dimana telah mempraktekkannya Rosulullah dan para sahabatnya yang mulia serta para pendahulu kita yang shaleh dan pada waktu itu juga hendaklah dia menjauhi untuk masuk ke dalam sikap berbasa basi dan menjilat atau memasuki Manusia dengan menikam da'wah Salafiyyah pada seperti apa yang dikatakan, lubang - lubang telah di tutup dan dia mengunci pintu - pintu da'wah Salafiyyah di hadapan Manusia dengan membuatnya lari dan memberikan gambaran yang buruk kepadanya terhadap da'wah ini maka janganlah ini dan juga itu , tidaklah ghuluw serta tidaklah kasar dan tidaklah bermuka dua serta tidaklah bermudah - mudahan dan tidaklah menjilat."
                                               
Kaset Attamassuk bilkitaabi wassunnah 'ala fahmissalafishaaleh.

WA Ta'zhim Assunnah

Dari hati ke hati

Berkata asy Syaikh al Waalid Rabee' bin Haadiy al Madkhaliy hafizhohullahu Ta'ala dalam ceramah beliau:
"Dari hati kehati".

Maka hendaklah kita bertaqwa kepada Allah wahai saudara saudara saya, dan hendaklah saling mengambil faedah sebahagian kita atas sebahagian lainnya, dan hendaklah kita saling husnu zhon, dan hendaklah kita meninggalkan bentuk tuduhan yang merupakan diantara akhlaq munaafiqin, kita tinggalkan akhlaq akhlaq yang hina ini, marilah kita berusaha untuk jujur dan berusaha untuk 'adil, dan berusaha untuk berlaku netral, dan marilah kita mendidik jiwa jiwa kita dan anak anak kita untuk berlaku jujur, dan mencintai kebenaran, dan menolong kebenaran, kita loyal kepadanya dan memusuhi dalam kebenaran juga, Allah berfirman: 
{Kamu tidak akan mendapatkan satu kaum dimana mereka beriman dengan Allah dan hari akhirat lalu mereka mencintai orang orang yang memusuhi Allah dan RasulNya walaupun seandainya mereka tersebut bapak bapak mereka atau anak anak mereka atau saudara saudara mereka atau kaum kerabat mereka, mereka itulah yang telah dituliskan dalam hati hati mereka keimanan}.
[Al Mujaadilah: 22].

Kelompok ini Allah telah menuliskan dalam hati hati mereka keimanan tulisan yang tidak akan dihapus, dan inilah faedah al Walaa' wal Baraa' dan cinta karena Allah serta marah juga karena Allah."

Abul Mundzir Lc. WA TAS RIAU.

Apakah merupakan sunnah merubah tempat atau posisi setelah selesai dari sholat fardhu ke sholat sunnah ?

Pertanyaan:
"Apakah merupakan sunnah merubah tempat atau posisi setelah selesai dari sholat fardhu ke sholat sunnah ??"

Jawaban:
"Ya, ini telah tsabit (tetap) dari Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam dan aku menyangka dari Al Baihaqiy

Bersabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam:
"Jika salah seorang diantara kalian ingin melakukan sholat sunnah setelah sholat fardhu maka hendaklah dia maju atau mundur atau (bergeser) ke kanannya atau ke kirinya"

Hadits ini menunjukkan dengannya ahlul 'ilmi akan sunnahnya bergeser dari tempat sholat fardhu untuk melakukan sholat sunnah.

Wallohu A'lam

Dari Fatawaa Mauqi' Miratsul Anbiyaa li Fadhilah Asy Syaikh 'Ubaid Al Jabiriy hafizhohulloh

Ta'zhim assunnah riau

Monday, March 24, 2014

Jika kita luput dari shalat sunnah rawatib sebelum dzuhur

FAEDAH TANYA JAWAB
السؤال:
من فاتته السنة الراتبة قبل الظهر، هل له أن يقضيها بعد صلاة الظهر؟

�� الجواب:
نعم، شيء طيب من فاتته السنة القبلية الراتبة القبلية يقضيها بعد الظهر، لا بأس.
-Al'Allamah Asy syaikh shalih fauzan-
                   ~hafidzahullah~

PERTANYAAN:
Jika seorang luput dari shalat sunnah rawatib sebelum dzuhur, apakah boleh baginya menggantinya setelah dzuhur??

JAWAB:
Iya, itu adalah hal yang baik, seorang yang luput dari sunnah qobliyyah rawatib sebelum dzuhur maka ia menggantinya setelah dzuhur, hal ini tidaklah mengapa.

                   ~Allahu a'lam~

Sumber:
http://www.alfawzan.af.org.sa/

Diterjemahkan oleh :
Al-Ustadz Fauzan Abu Muhammad
             -hafidzahullah-

           WhatsApp
Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

Menutup Aib Saudara Kita

Dari Ibnul Mubarok -semoga Alloh merohmatinya- berkata:

"Dahulu, seseorang apabila melihat apa-apa yang dibenci dari urusan saudaranya maka dia menutupi (aib) nya dan melarangnya. Maka dia diberikan pahala karena telah menutup (aib) dan juga diberikan pahala karena telah melarangnya."

"Akan tetapi pada hari ini, apabila seseorang melihat apa-apa yang dibenci maka ia marah kepada saudaranya dan membuka aib saudaranya."

(Roudhotul 'Uqola'/197)
-dari tweet SahabaTabiin-

Tanya Jawab Tentang Pemanfaatan Waktu

FAEDAH TANYA JAWAB
السؤال:
هل من نصيحة من معاليكم خصوصاً بهذه الإجازة؟
PERTANYAAN
Apakah ada nasehat dari engkau khususnya berkaitan dengan liburan ini?
_________

��  الجواب:
النصيحة حفظ الوقت في الإجازة وغيرها، المسلم يحفظ وقته فيما يفيده وينفعه ولا يضيعه في الغفلة، في الإعراض، أو في السفاهة، أو في حضور الحفلات إلي فيها ملاهي وسفاهة، لا يحضرها عليه أن يحفظ وقته فيما ينفعه ويفيده.
JAWABAN:
Nasehat untuk selalu menjaga waktu dihari liburan ini demikian pula diselainnya, Seorang muslim itu hendaknya selalu menjaga waktunya pada hal yang memberikan faidah serta bermanfaat baginya, dan tidak menyia-nyiakan waktunya dalam kelalaian, penyelewengan,  kedunguan, atau menghadiri acara-acara yang didalamnya terdapat kelalaian serta kebodohan, jangan engkau menghadirinya demi menjaga waktu kepada hal-hal yang memberikan faidah dan manfaat.

Bersama :
-Al'Allamah Asy syaikh shalih fauzan-
                    ~hafidzahullah~

                     ~Allahu a'lam~

Sumber:
http://www.alfawzan.af.org.sa/

Diterjemahkan oleh :
Al Ustadz Hudzaifah Abu khodijah
                -hafidzahullah-

            WhatsApp
Al-Fatawa Al-Fauzaniyyah

Nasehat Asy Syaikh Ibn Baaz rahimahullah

Nasehat Asy Syaikh Ibn Baaz rahimahullah

"Wahai sekalian kaum Muslimin, perbaikilah jiwa dan diri kalian serta bertaubatlah kepada Robb kalian, dan pelajarilah Agama kalian. Dan janganlah tergelincir diatas Dunia dan mengutamakannya diatas Akhirat.
Allah Ta'aala berfirman tentang sifat para musuhNya:
{ Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan Dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka pada hari yang berat di kehidupan Akhirat }

Dan sungguh kalian tidak diciptakan untuk kehidupan Dunia, hanya saja sesungguhnya kalian diciptakan untuk kehidupan Akhirat, dan kalian diperintahkan agar berbekal untuknya, dan diciptakan Dunia untuk kalian, agar kalian mengambil pertolongan dengannya didalam beribadah kepada Allah dan agar setiap Muslim waspada, tertipu dengan kebanyakan orang maka sesungguhnya ini merupakan musibah yang besar yang sungguh telah binasa karenanya kebanyakan orang - orang terdahulu.

Wahai Yang berakal !?
Wajib bagimu untuk memperhatikan dirimu dan berpegang teguh dengan kebenaran sekalipun manusia telah meninggalkannya dan tinggalkanlah setiap apa yang telah dilarang oleh Allah darinya sekalipun manusia melakukannya  ...Allah berfirman :
{ Jika seandainya engkau mengikuti kebanyakan manusia di muka Bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah }

Berkata sebagian Assalaf :
"Janganlah engkau meninggalkan kebenaran dikarenakan sedikitnya orang orang yang menempuhnya dan janganlah engkau tertipu dengan kebatilan dikarenakan banyaknya orang orang yang binasa diatasnya"

[ fataawy Ibn Baaz  2/ 147 ]

WA Ta'zhim Assunnah

Nasihat untuk Penduduk Negeri

Nasihat untuk Penduduk Negeri
Suatu hari Abud-Dardâ` radhiyallahu ‘anhu mengumpulkan penduduk Dimaskus seraya berpetuah,
اسْمَعُوا مِنْ أَخٍ لَكُمْ نَاصِحٍ، إِنَّكُمْ تَجْمَعُونَ مَا لا تَأْكُلُونَ، وَتَأْمَلُونَ مَا لا تُدْرِكُونَ، وَتَبْنُونَ مَا لا تَسْكُنُونَ، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ جَمَعُوا كَثِيرًا، وَأَمَّلُوا بَعِيدًا، وَبَنَوْا شَدِيدًا، فَأَصْبَحَ جَمْعُهُمْ بُورًا، وَأَصْبَحَ أَمَلُهُمْ غُرُورًا، وَأَصْبَحَتْ دُورُهُمْ قُبُورًا
“Dengarlah dari seorang saudara yang tulus untuk kalian. Sesungguhnya kalian mengumpulkan apa-apa yang tidak (selalu) kalian makan, kalian mengharapkan sesuatu yang tidak kalian dapatkan, dan membangun sesuatu yang tidak (terus) kalian tempati. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah mengumpulkan banyak (harta), berangan-angan jauh, dan membangun dengan kuat, tetapi yang mereka kumpulkan menjadi hancur, angan-angan mereka menjadi tipuan, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan.”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Abu Dawud dalan Az-Zuhd]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Twitter: @DzulqarnainMS

SILSILAH SETIAP MALAM SATU HADIST.

SILSILAH SETIAP MALAM SATU HADIST.

Perhatikanlah oleh kalian do'a doa ini:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
"Berkata Rasulullahi Shollallahu 'alaihi wa Sallam":

((Tiga do'a mustajab yang tidak ragu padanya:
Do'a seorang tua bagi anaknya, dan do'a seorang yang dizholimi, dan do'a seorang musafir)).

Hadist ini dikeluarkan oleh al Bikhaariy dalam "al Adabul Mufrad dan dihasankan oleh al Albaaniy.

Abul Mundzir Lc. WA TAS RIAU

Berdzikirlah kalian kepada Allah sebanyak banyaknya semoga kalian mendapatkan kemenangan

((Dengan Nama Allah yang tidak akan memudhoratkan bersama namaNya sedikitpun yang ada di bumi dan tidak juga yang ada di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Ber'ilmu)).

Hadist ini dikeluarkan oleh at Tirmidziy dan Abu Daawud, dan datang juga dalam hadist:

((Barang siapa yang membacanya 3x ketika subuh dan 3x ketika sore, tidak akan ada yang memudhoratkan suatu apapun)).

{Berdzikirlah kalian kepada Allah sebanyak banyaknya semoga kalian mendapatkan kemenangan}.

Berkata ar Rabee' bin Anas:
"Sesungguhnya Allah akan mengingat orang yang mengingatNya, dan menambah orang yang bersyukur kepadaNya, dan akan meng'adzab orang kafir kepadaNya".

Berkata Ibnu Rajab:  berkata Allah Ta'ala:  ((Maka hendaklah kalian mengingat Saya niscaya Saya juga akan ingat kepada klian)).
Dan ingatnya Allah kepada hambaNya: Adalah Allah memuji muji dia didepan khalayak makhluqNya yang tinggi dari kalangan MalaikatNya dan membangga bangakan mereka denganya, dan panggilanNya dengan menyebutnya.

Abul Mundzir Lc. WA TAS RIAU

Doa Nabi shollallahu ' alaihi wasalllam Ketika Selesai Shalat Subuh

Telah tsabit sebuah hadits yang terdapat dalam musnad Imam Ahmad dan Sunan Ibnu Majah dari jalan Ummu Salamah radhiyallahu 'anha:
Bahwasanya Nabi shollallahu ' alaihi wasallam, apabila beliau sholat shubuh maka beliau berdo'a ketika mengucapkkan salam (setelah salam)
"Ya Allah ! Sesungguhnya saya meminta kepadaMu : ilmu yang bermanfaat, rezky yang baik, dan amalan yang di terima"
Apa penyebab datangnya do'a pada waktu tersebut ? Jawabannya: Hal ini dikarenakan waktu shubuh  merupakan permulaan hari, dan seorang muslim tidak ada sesuatu yang diinginkan kecuali perkara yang disebutkan pada hadits, dan seakan -akan dia  membatasi perkara yang dia inginkan pada hari tersebut. Maka perkataan beliau ini di ucapkan pada setiap shubuh, dikarenakan isti'aanah (minta pertolongan) Rasulullah kepada Allah azza wajalla, agar Allah mengabulkan dan memberikan apa yang beliau pinta didalam do'anya yang penuh berkah.

Mengapa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memulai doa'nya dengan "ilmu yang bermanfaat"

Hal ini merupakan satu isyarat bahwasanya ilmu  yang bermanfaat adalah seseuatu yang dikedepankan dan dengan ilmu inilah seorang beramal, sebagaimana Allah berkata yang artinya:
(Ketahuilah {berilmulah} bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan minta ampunlah kamu terhadap dosamu...
[QS.Muhammad :19]

Maka Allah memulai pada ayat ini dengan "ilmu" sebelum berbuat dan beramal. Dan memulai dengan ilmu terdapat hikmah padanya: Dikarenakan dengan ilmu seseorang bisa membedakan diantara amalan yang sholeh dengan amalan yang tidak sholeh, dan diantara rezki yang baik dgn rezki yang tidak baik.
?Mengapa Rasulullah memberikan ikatan pada do'a beliau:
1.Ilmu, yaitu ilmu yang bermanfaat

2.Rezki, yaitu rezki yang baik

3.Amalan, yaitu amalan yang diterima, Dikarenakan ilmu itu ada dua jenis:
1.ilmu yang bermanfaat
2.ilmu yang tidak bermanfaat, dan ilmu yang paling agung adalah ilmu yang bisa mendekatkan diri seorang hamba kepada Rabb-Nya dan memberikan pengetahuan terhadap agamanya.
Dan dikarenakan rezki itu ada dua jenis:
1.Rezki yang jelek (kotor).
2.Dan rezki yang baik. Dan Allah ta'aala itu maha baik dan Dia tidak menerima kecuali seseatu yang baik, dan sepantasnya bagi seorang muslim untuk mengusahakan /mencari harta yang halal.
Dan amalan yang diterima: Ini merupakan satu isyarat ?Bahwasanya tidaklah setiap amalan yang seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan tersebut diterima disisi Allah, akan tetapi amalan yang diterima adalah amalan yang sholeh. Dan amalan yang sholeh adalah amalan yang di bangun diatas keikhlasan kepada Allah dan di atas petunjuk Nabi shollallahu'alaihi wasallam.                                             Maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk memelihara do'a yang seperti ini setiap shubuh dan dan membarengi do'a tersebut dengan amalan, agar dia memperoleh kebaikan yang banyak.                                       Dan Allahlah semata yang menentukan setiap kebaikan.

Fiqhul Ad'iyati Wal Adzkaar: oleh syeikh Abdurrazzaq Al badr hafidzhohullah.

,WA Ta'zhim As sunnah Riau.

Nasehat Ali bin Hasan As Sulami

Abu Nu'aim meriwayatkan dalam kitab Hilyatul Aulia (7/82-85) Dari jalan Sufyan Ats Tsauri rahimahullah bahwa Ali bin Al Hasan As Sulami berwasiat:

"Hendaklah kamu jujur di setiap keadaan..
Jauhilah dusta, khianat dan jangan bermajelis dengan pelakunya..
Karena itu semua adalah dosa..
Jauhilah oleh kamu Riya dalam perkataan dan perbuatan..
Karena ia adalah kesyirikan..
Jauhilah rasa ujub..
Karena amal shalih yang disertai ujub tidak akan diangkat..
Ambillah agamamu dari orang yang memperhatikan agamanya..
Karena perumpamaannya seperti tabib yang tidak mampu mengobati dirinya..
Bagaimana ia akan mampu mengobati manusia..
Saudaraku..
 Agama adalah darah dan dagingmu..
Tangisilah dosa-dosa dirimu dan sayangilah ia..
Bila kamu tidak menangisi dirimu..
Kamu tidak akan disayangi olehNya..
Ambillah teman yang membuatmu zuhud dalam kehidupan dunia..
Dan memberimu motivasi kepada akhirat..
Jauhilah olehmu ahli dunia yang pembicaraannya sebatas dunia..
Karena mereka akan merusak agama dan hatimu..
Mintalah keselamatan kepada Allah untuk umurmu yang tersisa..
Sauadaraku..
Hendaklah kamu memperhatikan adab dan akhlak yang baik..
Jangan selisihi al jama'ah (Rasulullah dan shahabatnya)..
Karena kebaikan ada padanya..

Setiap manusia bagaimanapun tinggi derajatnya pasti butuh kepada hidayah Allah 'azza wajalla

Berkata Assyaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

"Setiap manusia bagaimanapun tinggi derajatnya pasti butuh kepada hidayah Allah 'azza wajalla, maka jangan ia mengatakan "saya adalah seorang yang berilmu" "saya adalah ahli ibadah" dengan bersandar kepada pribadinya dan bangga dengannya akan tetapi wajib baginya untuk melihat nilai nikmat  hidayah dari Allah atasnya karena berapa banyak manusia yang Allah sesatkan mereka yang padahal mereka adalah orang-orang yang kuat dan pintar"......

Tafsir surat Asshoofaat hal: 268

WA ta'zhiim assunnah riau

Para Malaikat Tidak Mengitari Ahli Bid'ah dan Orang Yang Menyimpang



Berkata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
((Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu dari rumah - rumah Allah , membaca kitab Allah dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan turun kertenangan atas mereka dan rahmat meliputi mereka serta Malaikat mengitari mereka dan Allah akan menyebut - nyebut mereka kepada yang berada disisiNya))

Maka lihatlah kepada keutamaan yang agung ini atas amalan yang mulia ini :
((Turun ketenangan atas mereka dan rahmat meliputi mereka serta Malaikat mengitari mereka dan Allah akan menyebut - nyebut mereka kepada yang berada disisinya))
AKAN TETAPI DENGAN SYARAT HENDAKLAH MEREKA BERKUMPUL DIATAS MENCOCOKI PETUNJUK NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

Adapun ahli bid'ah kendatipun mereka telah berkumpul di Masjid - Masjid , maka sekali - kali tidak akan mengitari mereka melainkan para syaithon , karena para Malaikat tidak mengitari ahli bid'ah , dan kesesatan serta penyimpangan  , sekalipun mereka berkumpul di rumah - rumah Allah

Maka barangsiapa yang berkumpul untuk berzikir kepada Allah mencocoki apa yang telah datang dari Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam , maka mereka adalah orang yang berada diatas hadits Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam , dan Allah telah menjanjikan dengan keutamaan yang agung ini . Dan adapun yang berkumpul tidak diatas petunjuk Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam , akan tetapi diatas hawa nafsu , dan bid'ah mereka , maka mereka ini adalah orang - orang  yang akan  berkumpul atas mereka para syaithon.


Dipetik dari risalah ?asbaabuhtiwaailkhawaarij  liba'dhi abnaaina?
oleh Asyaikh Alfaadhil
Muhammad Ibn Ramzaan Alhaajiry
hafidzahullah Ta'ala

WA Ta'zhim Assunnah riau

Saturday, March 22, 2014

KEBANYAKAN DARI DOSA MANUSIA ADALAH ENGGAN UNTUK MENERIMA SYARIAT ISLAM APABILA TIDAK SEJALAN DENGAN KEINGINANNYA ATAU TIDAK SESUAI DENGAN KEADAAN DIRINYA


Al-Imam Ibnu Jawziy -rahimahullah- bertutur:
”Pernah terbetik dalam pikiranku tentang sesuatu yang terjadi pada kebanyakan alam semesta berupa musibah yang kuat dan bala’ yang besar. Musibah dan bala’ itu tak pernah berhenti sampai pada batas kesusahan. Aku pun katakan, “Subhanallah, sesungguhnya Allah adalah dzat yang paling mulia. Kemuliaan dan kemurahan itu mengharuskan pemaafan. Lantas apa sisi hukuman ini?! Aku pun berpikir. Kemudian aku melihat kebanyakan orang dalam hal keberadaannya sama saja jika ia tak ada. Mereka tidak memperhatikan keesaan Allah, perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Bahkan mereka hidup di atas kebiasaan mereka laksana hewan. Jika syariat mencocoki keinginan mereka, maka itulah yang mereka harapkan. Jika tidak cocok, maka ukurannya adalah tujuan-tujuan mereka. Usai mendapatkan dinar, maka mereka tidak peduli, apakah dinar itu berasal dari sesuatu yang halal atau haram. Jika sholat terasa enak bagi mereka, maka mereka melakukannya. Jika lagi tidak enak, maka mereka pun meningalkannya. Diantara mereka, ada yang menampakkan dosa-dosa yang besar. Padahal ia memiliki sedikit pengetahuan tentang beberapa larangan (dari dosa-dosa itu). Terkadang seorang yang berilmu diantara mereka amat kuat ilmunya, namun dosa-dosanya juga gawat!! Nah, kini aku tahu bahwa hukuman-hukuman Allah –walaupun besar-, maka hukuman itu masih tetap di bawah dibandingkan pelanggaran mereka. Jika hukuman terjadi untuk membersihkan dosa mereka, maka berteriaklah si pendo'a diantara mereka, “Anda melihat hukuman ini, karena sebab apa?!” Si Pendo'a ini lupa terhadap sesuatu menyebabkan gempa bagi sebagian orang. Terkadang seorang bapak tua dihinakan di masa tuanya sampai hati iba kepadanya. Sementara ia tak sadar bahwa hal itu terjadi karena keteledorannya terhadap hak Allah -Ta’ala- di masa mudanya. Kapan pun anda melihat orang yang diberi kutukan, maka ketahuilah bahwa semua itu karena dosa-dosanya”.
_________________
[Lihat Shoidhul Khothir (hal. 29-30) karya Ibnul Jawziy]

Sumber: SALAFY

Teka - Teki Maulid Nabi

Teka - Teki Maulid Nabi

Aqiqah bayi yang baru lahir disyariatkan karena ada dalil. Makanya aqiqah memiliki adab2nya, seperti harinya, jenis hewan yang disembelih, jumlah sembelihan, yang bertanggung jawab atas aqiqah, syarat aqiqah, dsb..

Memakai sandal memiliki banyak adab atau tata cara dalam syariat, karena ada dalil, seperti memulai memakai dengan kaki kanan, melepaskan dengan kaki kiri lebih dulu, tidak boleh memakai sandal sebelah, boleh mengusap sandal ketika berwudhu, doa memakai sandal, dsb..

Meludah juga memiliki banyak adab2 yang diajarkan syariat, karena ada dalil yang mengajarkan.

Memakai pakaian juga sudah diajarkan adab2nya dalam islam. Banyak dalil tentang ini..

Cebok / istinja, buang air juga sudah diajarkan adab2nya dalam islam. Banyak dalil tentang ini..

Khitan juga memiliki banyak adab yang ada dalil2nya. Dan islam tidak lupa telah mengajarkan tentang ini..

Bekam juga memiliki banyak adab dan tata caranya, banyak dalil yang telah memberitahu tentang ini..

Ada juga adab2 pada hari raya idul fithri dan idul adha..

Semua itu ada dalilnya..

Bersetubuh dengan istri juga memiliki banyak adab dan tata caranya. Dalil tidak lupa mengajarkannya semua..

Segala sesuatu yang ada dalilnya dan telah diajarkan islam
memiliki adab2nya, seperti adab poligami, menyisir, mencium, memasak, mandi, potong kuku, mencukur bulu kemaluan, shalat gerhana, shalat khauf, puasa tasu’a dan asyura, i’tikaf, walimah, makan, minum, tidur, mimpi, menyembelih, bersiwak, mentahniq bayi, dll..

Hal ini adalah termasuk bentuk kesempurnaan agama islam..

==> Kemudian, bagaimana halnya dengan perayaan Maulid Nabi ???????

Al Masail :

1. Apakah perayaan Maulid Nabi memiliki dalil yang jelas dan shahih ??????

2. Jika memiliki dalil, maka apa saja adab-adab atau tata cara Maulid Nabi yang sudah diajarkan Islam sesuai dengan dalilnya ??????

3. Jika tidak ada dalilnya, lantas kenapa diperingati dan dirayakan ??????

4. Jika tidak ada dalilnya, apakah mungkin Rasulullah shalallahu alaihis sallam kelupaan menyampaikan kepada umatnya ??????

5. Atau apakah mungkin Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyembunyikannya agar tidak diketahui umatnya ??????

6. Apakah mungkin masalah tentang maulid Nabi hanya diketahui oleh orang-orang setelah abad ke 4 hijriyah, sedangkan orang- orang yang sebelumnya seperti para shahabat Nabi, Tabi’in, Tabiut Tabi’in, dan juga Imam yang empat tidak mengetahui tentang perayaan Maulid Nabi ???????

7. Atau apakah mungkin orang2 setelah abad ke 4 hijriyah lebih pintar atau alim karena mereka mengetahui dan merayakan Maulid daripada para shahabat Nabi dan para ulama sebelum abad ke 4 hijriyah ??????

8. Apakah perayaan Maulid Nabi termasuk perkara yang besar atau perkara yang kecil ??????

9. Jika Maulid Nabi termasuk perkara besar, lantas mana perintah atau dalilnya yang shahih dan diakui oleh para ulama ahlu hadits ??????

10. Jika Maulid Nabi adalah perkara besar, lantas kenapa tidak ada seorangpun dari shahabat Nabi yang merayakannya ?????? Padahal mereka jauh lebih mencintai Rasulullah.

11. Jika Maulid Nabi adalah perkara kecil, lantas kenapa manusia begitu antusias dan semangat untuk merayakannya ???? Sedangkan perkara2 besar yang lain dan wajib hukumnya justru banyak yang mereka tinggalkan dan kesampingkan.

12. Apakah mungkin jika perkara2 yang kecil telah diajarkan oleh islam, sedangkan perkara2 yang besar tidak diajarkan islam ?????? Jelas tidak mungkin !! Justru perkara2 yang besar lebih diajarkan dalam islam.

13. Pantaskah Rasulullah mengajarkan tata cara memakai sendal, meludah, cebok, dsb, sedangkan perayaan Maulidnya sendiri serta adab dan tata caranya tidak beliau ajarkan kepada sahabat2nya dan umatnya yang dicintainya ??????

14. Pernahkah kita membaca riwayat bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali atau sahabat2 Nabi lainnya mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Nabinya ?????

Atau mereka kumpul2 dan berpesta pada hari ‘Birthday’ Nabinya ??????

Atau mereka melakukan ritual ibadah khusus pada hari Ulang Tahun Nabinya ??????

Atau mereka saling memberikan kado atau hadiah untuk Nabinya spesial pada hari ulang tahunnya ?????

15. Apakah ada pembahasan atau bab tentang Maulid Nabi pada kitab2 ulama salaf terdahulu, seperti di kitab Al Umm Imam Syafi’i, Musnad Imam Ahmad, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari Ibnu Hajar, Syarah Shahih Muslim an Nawawi, atau pada kitabut tis’ah ?????

Dan pembahasan Fiqih Maulid pada kitab Fiqih Bulughul Maram dan Subulus Salam, Al Mughni, Al Muhadzdzab ?????
atau pembahasan Fadhilah Maulid pada kitab Riyadhush Shalihin, Targhib wa Tarhib, Adabul Mufrad, dll ??????

Kesimpulan :

Berhubung dalil tentang keutamaan perayaan Maulid masih dalam pencarian dan penakwilan, maka diputuskan bahwa Maulid Nabi tidak ada pada zaman Rasulullah dan zaman shahabat. Adapun segala sesuatu (dalam masalah ibadah) yang tidak ada pada zaman Rasulullah dan para shahabat2nya maka itu bukan berasal dari Islam.

Sabda Beliau shallallahu alaihi wa sallaam :

“Demi Allaah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu terhadap Allaah dan paling bertakwa di antara kalian.” [HR. Al-Bukhari (no. 5063) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1401) kitab an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3217) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 13122)]

Maka mengapa kita merasa kurang tercukupi dengan sunnah beliau ?????? Sehingga kita mengada-adakan ibadah yang tidak pernah beliau kerjakan ?????

Apakah kita merasa LEBIH TAHU cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dibanding beliau ??????

Ataukah kita merasa LEBIH BERTAKWA kepada Allah dibanding beliau ?????? Sehingga kita tidak merasa cukup dengan apa yang telah dicontohkan beliau ?????

Maka tidak salah Khalifatur Rasyid ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata :

“Jika disampaikan hadits kepada kalian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka anggaplah bahwa beliau orang yang paling menggembirakan dan yang paling mendapat petunjuk serta yang paling bertakwa.” (Atsar Riwayat Ahmad)

Sehingga kita tidak mengambil petunjuk selain petunjuk beliau, sehingga kita menjadikan beliau SATU-SATUNYA uswah hasanah (teladan yang baik) dalam rangka menggapai takwa !!

Apakah ada petunjuk yang lebih baik daripada petunjuk beliau ?? Sehingga kita lebih memilihnya ketimbang memilih petunjuk beliau ???

Apakah ada teladan yang lebih baik bagi kita untuk menggapai ketakwaan daripada beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam ?????

Benarlah perkataan Ibnu Ma’sud radhiyaallhu 'anhu :

“Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah (mengada2 dalam perkara ibadah). Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian. Semua bid’ah adalah sesat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya adalah perawi yang dipakai dalam kitab shohih)

Cukuplah ini sebagai peringatan bagi orang-orang yang hanya bermodalkan semangat dalam menjalankan ibadahnya TANPA MERUJUK kepada sunnah dan tuntunan Beliau, shallalllahu ‘alayhi wa sallam. Wallaahu Ta'ala A'lam bish showaab.

Sumber: Membelah Bid'ah

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites