Wednesday, August 27, 2014

Kisah Dai Penuh Hikmah

Kisah Dai Penuh Hikmah

Al 'Allamah Al Waalid Asy Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh -mufti umum kerajaan saudi arabia sebelum Syaikh Bin Baz- berkisah;

Sekarang, aku ingin menceritakan kepada kalian kisahnya 'Abdurrohman Al Bakri, seorang Syaikh dari negri Nejd.

Dahulu beliau ber-tholabul ilmi di hadapan pamanku, Asy Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdillatif Alu Syaikh, juga selain pamanku.

Setelah dirasa cukup, muncul keinginan untuk membuka madrasah di Oman, mengajarkan tauhid di sana. Dibukalah madrasah dengan biaya beliau sendiri. Jika dikira biaya mulai menipis, beliau pergi berdagang ke negri India. Terkadang beliau tinggal setengah tahun lamanya untuk berdagang.

Selanjutnya . . . Syaikh Bakri berkata,

Hingga suatu hari . . .
Aku berada di sebuah masjid di negri India. Ketika itu sedang ada dares. Dan di akhir dares, sang mudarris membuatku terkejut, dia mendoakan laknat untuk Syaikh Muhammad bin AbdilWahab.

Selesai dares, dia lewat didepanku. Mengerti aku orang arab, dia menyapaku, "Aku pandai berbahasa arab, namun aku ingin mendengarnya langsung dari orang arab."
Aku pun melihat ada kesempatan untuk menasehatinya. Sungguh apa yang dia lakukan saat dares benar-benar aneh. Aku undang dia ke rumahku.

Sebelum dia tiba, aku ambil "kitabut tauhid" karya Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab lalu kusobek sampulnya dan kuletakkan di rak ruang tamu.

Akhirnya dia datang dan kupersilahkan masuk.
"Afwan, aku hendak mengambil semangka," kataku padanya. Aku pun beranjak mengambil semangka.

Begitu aku kembali, dia sedang membaca "kitabut tauhid" sambil mengangguk-ngangguk kepalanya.
"Siapa pengarang kitab ini?" tanyanya.
"Cara meletakkan bab per bab-nya mirip Shoheh Bukhori. Wallahi, ini mirip shoheh bukhori." sambungnya.
"Kita tanyakan saja kepada Syaikh Ghozwi, pemilik maktabah," ajakku menjawab pertanyaannya.

Akhirnya kami pergi ke maktabah. Setibanya di maktabah, aku bertanya kepada Ghozwi,
"di rumah aku punya sebuah kitab. Kemudian beliau -Syaikh tadi, pent- bertanya kepadaku siapakah pengarangnya. Apakah engkau tahu?"

Ghozwi dapat memahamiku. Diambilnyasebuah kitab berisi kumpulan risalah yang membahas tauhid. Setelah mencocokkan dengan kitabku, dia berkata, "ini karya Muhammad bin AbdilWahhab."

Begitu mendengarnya, syahdan Syaikh tadi marah dan berteriak, "yang kafir itu.!!??"

Seketika kami diam. Setelah agak tenang amarahnya, dia berkata, "inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Jika memang benar ini karyanya, sungguh kita telah mendholiminya."

Dikemudian hari, beliau dan murid-muridnya selalu mendoakan rahmat untuk Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab di setiap penghujung daresnya.

Saat murid-muridnya menyebarkan dakwah di seluruh penjuru negri India, mereka pun selalu mendoakan rahmat untuk Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab di penghujung dars(pelajaran) mereka.

(Diterjemahkan secara bebas dari kitab FATAWA WA RASAA-IL LISY SYAIKH MUHAMMAD BIN IBROHIM dengan sedikit penyesuaian)

Dikirim oleh Al-akh Yahya Solo (salah satu Thulab di Di Darul Hadist, Fuyus,Yaman)

WA Thulab Al-Fuyus  dan
WA SALAFY LINTAS NEGARA

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites