Sunday, August 10, 2014

Bekal Perjalanan

BEKAL PERJALANAN

Berakit-rakit dahulu...Berenang-renang ketepian...

Bersakit-sakit dahulu... Bersenang-senang kemudian...

Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah-:

وقد أجمع عقلاء كل أمة على أن النعيم لا يدرك بالنعيم, وأن من آثر الراحة فاتته الراحة, وأن بحسب ركوب الأهوال واحتمال المشاق تكون الفرحة والملذّة, فلا فرحة لمن لا همّ له, ولا لذّة لمن لا صبر له, ولا نعيم لمن لا شقاء له, ولا راحة  لمن لا تعب له, بل إذا تعب العبد قليلا استراح طويلا, وإذا تحمّل مشقّة الصبر ساعة قادة لحياة الأبد

"Dan orang-orang yang berakal dari seluruh ummat telah bersepakat bahwa kenikmatan itu tidak akan didapatkan dengan kenikmatan (sebelumnya), dan barangsiapa yang lebih mendahulukan bersantai-santai maka ia tidak akan mendapatkan kesantaian tersebut, dan sesungguhnya sesuai dengan kegoncangan yang dihadapi dan beban berat yang dipikul itulah kebahagiaan dan kelezatan yang akan didapatkan, maka tidak ada kebahagiaan bagi seorang yang tidak ada kecemasan padanya, dan tidak ada kelezatan bagi seorang yang tidak ada kesabaran padanya, dan tidak ada kenikmatan bagi seorang yang tidak ada kesengsaraan padanya, dan tidak ada kesantaian bagi seorang yang tidak ada kelelahan padanya, bahkan jika seorang hamba lelah sejenak maka ia akan merasakan kesantaian yang berkepanjangan, dan jika seorang memikul beban berat itu dengan kesabaran sejenak maka (kesabaran itu) akan menuntunnya menuju kehidupan yang abadi".

________
Miftah Daris Sa'adah (2/862-863).

Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites