Monday, June 9, 2014

Kisah Seorang Ikhwa yang Tak Mau Bersama Istrinya Sampai Mati

Jazakallah khair tulisannya akh Kusnandar Putra

Kisah Seorang Ikhwa yang Tak Mau Bersama
Istrinya Sampai Mati SUATU malam yang pekat, seorang ikhwa
menggenggam tangan istrinya dan mengajaknya ke
lantai 2 untuk melihat bintang-bintang di langit. Maka di tengah obrolan, sang istri berkata, "Pa.. aku
ingin kita sampai tua dan mati, kita bersama." Suaminya menoleh dan berujar, “Gak mau ah!” Betapa hancur hati sang istri saat itu. “Pokoknya gak mau.. Udah ah.. ganti topik aja,..!"
tambah suami. Maka bertambahlah kekecewaan sang istri, hatinya
gaduh, dan pedih rasanya. Dan beberapa hari kemudian, kembali sang suami
mengajak istrinya untuk ke lantai 2, meskipun
istrinya saat itu sudah menjadi pendiam lantaran
peristiwa kemarin. “Kamu kecewa sama aku..?” tanya suami sambil
duduk di lantai 2. Sang istri masih diam. “Pasti gara-gara ucapanku kemarin dulu, ya?” “Begini, Ma, aku memang tidak ingin hidup berdua
denganmu sampai mati,” ucapnya suami namun
menghujam hati sang istri. “Aku memang tidak mau hidup berdua hanya
sampai mati denganmu, namun aku ingin berdua
denganmu sampai di kehidupan setelah kematian.
Aku ingin berkumpul denganmu di surga Alloh
subhanahu wa ta’ala..,” suara suaminya pelan
menelusup lembut ke rongga hati sang istri. “Tidak sedikit pun, aku ragu menitipkan hartaku
padamu untuk kau jaga, karena engkau amanah
membelanjakanny a, tidak sedikit pun aku ragu menitipkan anak-anak kita untuk kau jaga dan kau
didik karena aku yakin mereka mengenal Robb-nya
dengan baik melalui keluhuran budimu, tidak
sedikitpun pula aku takut meninggalkanmu di kala
aku sedang mencari nafkah, karena aku yakin kau
mampu menjaga kehormatanmu dikala aku jauh dari sisimu ...,” imbuh suami. Sang istri tidak mampu menahan air mata haru saat
itu. --- Alloh akbar! Terharu kita membaca kisah ini.
Teringat kita dengan firman Alloh subhanahu wa
ta'ala, ”Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu
mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan.
Kami pertemukan mereka dengan anak cucu
mereka (di dalam surga) dan kami tidak
mengurangi sedkitpun pahala amal (kebajikan)
mereka.” (QS. Ath Thur: 21) Itulah ayat mengenai seorang istri akan bersatu
kembali dengan suaminya di surga kelak bahkan
bersama-sama anak keturunannya baik laki-laki
dan perempuan selama mereka beragama Isalam
(mentauhidkan Allah). Dan kita pun malu jika membandingkan roda rumah
tangga kita dengan kisah ini. Yang mana kadang
rumah tangga kita, berlaju entah mau kemana! Kerapkali kita lupa orientasi awal kita mengayuh
bahtera rumah tangga ini. Mau dibawa kemana
rumah tangga kita, apakah hanya di dunia atau pun
di akhirat? Atau memang niat kita hanya di dunia bersenang-
senan g? Astagfirulloh hal adzim .... Teringat kita sebuah kisah Rabi'ah bin
Ka'ab rodiyallohu anhu. Dia adalah salah seorang
sahabat sekaligus pembantu Rosulullah shollallohu
alayhi wasallam ketika masih hidup. Suatu saat
Rosulullah berkata kepadanya, "Wahai Rabi’ah mintalah kepadaku, aku akan
doakan.” Maka perhatikan jawaban Rabi’ah, beliau
menjawab, “Aku ingin menemanimu di surga, Ya Rosulullah.” Allohu akbar! Mari kita belajar dari Robiah bin Kaab,
beliau tidak meminta harta, kepuasan dunia, namun
beliau hanya ingin bersama Rosululloh di surga. Cita-
cita tinggi, antusiasme yang sempurna: bersama di
surga. Dan ingatlah, Akhi ..., orang terdekat kita adalah
orang tua, istri, dan anak-anak kita. Sudahkah kita
mendoakannya agar bersama-sama di surga kelak? Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memberi taufik
kepada kita semua ....[] --Tanwirussunna h, 12 Sya'ban 1435 H

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites