SEMANGAT PARA WANITA SALAF DALAM MENCARI ILMU
Ilmu dimata para salaf adalah harta yang sangat berharga, yang dengannya seseorang akan meraih kebahagiaan serta kebaikan didunia maupun diakhirat kelak.
Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
"Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya suatu kebaikan maka Dia akan memahamkannya dalam perkara agama".
(Dari hadits Muawiyah bin Abi Sufyan riwayat Bukhary).
Oleh sebab itulah para salaf berlomba-lomba untuk menempuh sebab-sebab dan jalan-jalan kebaikan ini dengan cara berusaha untuk memahami agama mereka dengan menuntut Ilmu syar'i ini.
Dan tak tertinggal pula para wanita salaf dalam hal ini, merekapun berlomba untuk mengejar keutamaan ini dengan cara yang telah ditetapkan syariat bagi mereka.
Aisyah -radhiyallahu 'anha- mengatakan tentang keadaan para wanita salaf:
نعم النساء نساء الأنصار لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين.
رواه البخاري
"Sebaik-baik wanita adalah para wanita Anshar, karena rasa malu mereka tidaklah menghalangi mereka untuk mempelajari agama".
HR. Bukhary (129)
Demikianlah keadaan para wanita salaf yang mereka tidak ingin sama sekali tertinggal dari kaum pria dari sisi mempelajari agama Allah -subhanahu wa ta'ala- walaupun mereka memiliki rasa malu yang tidaklah dimiliki oleh para lelaki, namun hal tersebut tidaklah menghalangi mereka dari menuntut ilmu agama ini.
Suatu hari Ummu Sulaim -radhiyallahu 'anha- pernah mendatangi Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dan berkata:
يا رسول الله، إن الله لا يستحيي من الحق، فهل على المرأة غسل إذا احتلمت؟؟ قال: إذا رأت الماء
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidaklah malu dari (menyampaikan, pent) kebenaran, maka apakah seorang wanita juga harus mandi jika mimpi basah??"
Beliau -shalallahu 'alaihi wa sallam- pun menjawab:
"Iya, jika ia melihat cairan (mani)"
maka Ummu salamahpun menundukkan wajahnya (karena malu) dan berkata:
"Wahai Rasulullah, apakah seorang wanita juga mimpi basah??"
Beliau menjawab:
"Iya, maka darimanakah anaknya bisa mirip dengannya??"
Muttafaqun 'alaih.
Pernah pula suatu hari seorang wanita (mewakili para wanita lainnya) berkata kepada Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam-:
"Wahai Rasulullah, engkau terlalu sering bersama dengan kaum lelaki (dalam menyampaikan ilmu, pent), maka buatkanlah untuk kami satu hari (khusus) untuk perkara tsb".
Maka Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- pun menjanjikan kepada mereka satu hari yang beliau bertemu dengan mereka pada hari tersebut dan memberikan wejangan dan nasehat kepada mereka, diantara wejangan yang disampaikan Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- pada waktu itu adalah:
ما منكن امرأة تقدم ولدها إلا كان حجابا من النار
"Tidaklah seorang wanita yang diberikan tiga anak dan meninggal, kecuali akan menjadi penghalang dari api neraka".
Muttafaqun 'alaih.
Maka lihatlah bagaimana para wanita salaf berlomba-lomba serta menuntut kebaikan ini agar mereka juga mendapatkan bagian darinya.
Dan lihatlah pula bagaimana kita melihat para wanita salaf juga ikut andil dalam penyebaran ilmu agama yang mulia ini, begitu banyak hadits-hadits yang diriwayatkan para istri Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- demikian pula para shahabiyah lainnya serta para wanita salaf setelahnya yang tentunya ini semua menunjukkan bahwasanya mereka memiliki peranan penting dalam penyebaran ilmu agama ini.
Wallahu a'lam.
✏✒Ummu Muhammad Al Bugisiyyah, ma'bar-YAMAN.