Wednesday, December 10, 2014

Silsilah Fatwa Syaikh Shalih Suhaimi BAGIAN KEDUA

Silsilah Fatwa Syaikh Shalih Suhaimi

BAGIAN KEDUA

Maka hendaklah kamu menjauhi untuk masuk ke dalam fitnah ini yang mana banyak di antara manusia yang terjatuh ke dalamnya yang mana mereka ini tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka selalu menjelek-jelekkan kehormatan para ulama rabbani padahal di antara mereka (para ulama) ini ada  yang sudah menghabiskan waktu mereka yang panjang untuk berdakwah kepada Allah di atas ilmu. Maka hati-hatilah wahai hamba Allah terhadap orang-orang yang seperti ini dan jauhilah mereka. Belajarlah dan sibukkanlah diri kalian dengan perkara agama dan perkara duniamu. Sampaikanlah salamku kepada mereka dan  katakanlah kepada mereka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah. Berapa banyak kebaikan yang tidak mereka dapatkan dari kebanyakan manusia. Berapa banyak daurah ilmiyah yang ternodai disebabkan pelecehan mereka terhadap kehormatan saudara-saudara mereka. Berapa banyak kehormatan yang mereka bantai. Berapa banyak orang yang tidak punya kesalahan yang mereka bicarakan. Berapa banyak orang-orang yang mereka sakiti. Dan hanya di hadapan Allahlah perseteruan ini akan dikumpulkan. Hati-hatilah terhadap perkara ini wahai hamba Allah, tinggalkan apa yang tersebar di luar sana mengenai berita-berita miring apalagi mengenai sebagian perseteruan dan percekcokan yang terjadi antara ikhwan salafi karena sesungguhnya yang maksum itu hanya para rasul alahimushalatu wassalam.

Dan janganlah kamu terlalu ingin yang lebih jauh dalam permasalahan ini. Dan kami telah menjelaskan kaedah-kaedah bagi seorang mufti bagaimana cara yang benar dalam menyikapinya walaupun dia terjatuh ke dalam kesalahan. Dan sekarang telah kalian dengar kesalahan yang terjadi di antara sebagaian para shahabat. Kata-kata yang begitu dahsyat. Benar-benar berbahaya. Seandainya itu terjadi  di zaman kita sekarang ini maka orang-orang yang mudah terpicu akan segera menyebarkannya ke segenap penjuru tempat, mentahdzir saudara-saudarnya dan menyikapi mereka dengan keras dengan sebab kata-kata tersebut. Dan kata kata itu lebih dahsyat daripada kesalahan-kesalahan yang mereka lontarkan kepada sebagian saudara-saudara kita yang mereka tahzdir. Demi Allah, cukuplah bagi kita ibrah di dalam kisah Aisyah. Padanya terdapat Pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Di dalamnya terdapat banyak pejalaran. Terdapat pelajaran-pelajaran yang agung bagi seorang mukmin yang tidak terpengaruh oleh dorongan hawa nafsu, fanatisme, cinta figur dan cinta kepada person tertentu, penyakit dendam dan penyakit ingin menjatuhkan.

Hati-hatilah wahai hamba Allah, hati-hati ! jangan terlalu jauh dalam masalah ini. Jauhilah orang-orang yang tidak menghidupkan majelis-majelis mereka kecuali hanya dengan menjelek-jelekkan kehormatan saudara-saudara mereka, para masyayikh dan para penuntut ilmu. Di antara mereka ada yang tidak selamat dari celaan mereka sampai masyayikh sekalipun. Dan aku telah mendengar salah seorang mereka mencela syaikh kami, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin  dan syiakh kami, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr di situs-situs mereka yang berbahaya. Mereka mengatakan bahwa para masyayikh ini tidak mengertahui manhaj yang sebenarnya maksudnya bertanya masalah manhaj kepada selain mereka.  Sesungguhnya mereka itulah yang tidak mengetahui hakekat manhaj. Dan siapakah yang tidak mengenal manhaj kalau bukan mereka para ulama yang mengenal manhaj.

Maka perkaranya sangat bahaya sekali. Jagalah lisanmu sebelum datangnya sebuah hari yang mana tidak berguna lagi saat itu dinar dan juga dirham. Sebelum menjadi orang-orang yang bangkrut. Jagalah lisanmu sebelum engkau menjadi orang-orang yang bangkrut. Nabi bersabda

( أتدرون من المفلس ؟) قالوا يا رسول الله المفلس من لا درهم عنده ولا متاع قال ( المفلس من يأتي يوم القيامة يأتي بالصلاة والزكاة والصيام وأعمال صالحة فيؤخذ لهذا من حسناته ويؤخذ لهذا من حسناته فإذا فنيت حسناته أخذت من سيئاته فطرحت عليه فطرح في النار

“Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut itu ?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Beliau bersabda, "Orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat, datang dengan pahala shalatnya, zakatnya, puasa dan amalan shalih. Maka kebaikannya diambil untuk orang, kebaikannya lagi diambil untuk orang. Hingga apabila sudah habis amalan kebaikannya maka diambillah amalan yang jelek milik orang itu dan diserahkan kepadanya lalu dia dilemparkan ke dalam neraka."

Kita berlindung kepada Allah, kejelekan-kejelekan mereka dilemparkan kepadanya lalu dia dilemparkan ke dalam neraka.

Bersambung inshaAllah
Translated by Abu Abdillah Almanazil

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites