Saturday, March 22, 2014

KEBANYAKAN DARI DOSA MANUSIA ADALAH ENGGAN UNTUK MENERIMA SYARIAT ISLAM APABILA TIDAK SEJALAN DENGAN KEINGINANNYA ATAU TIDAK SESUAI DENGAN KEADAAN DIRINYA


Al-Imam Ibnu Jawziy -rahimahullah- bertutur:
”Pernah terbetik dalam pikiranku tentang sesuatu yang terjadi pada kebanyakan alam semesta berupa musibah yang kuat dan bala’ yang besar. Musibah dan bala’ itu tak pernah berhenti sampai pada batas kesusahan. Aku pun katakan, “Subhanallah, sesungguhnya Allah adalah dzat yang paling mulia. Kemuliaan dan kemurahan itu mengharuskan pemaafan. Lantas apa sisi hukuman ini?! Aku pun berpikir. Kemudian aku melihat kebanyakan orang dalam hal keberadaannya sama saja jika ia tak ada. Mereka tidak memperhatikan keesaan Allah, perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Bahkan mereka hidup di atas kebiasaan mereka laksana hewan. Jika syariat mencocoki keinginan mereka, maka itulah yang mereka harapkan. Jika tidak cocok, maka ukurannya adalah tujuan-tujuan mereka. Usai mendapatkan dinar, maka mereka tidak peduli, apakah dinar itu berasal dari sesuatu yang halal atau haram. Jika sholat terasa enak bagi mereka, maka mereka melakukannya. Jika lagi tidak enak, maka mereka pun meningalkannya. Diantara mereka, ada yang menampakkan dosa-dosa yang besar. Padahal ia memiliki sedikit pengetahuan tentang beberapa larangan (dari dosa-dosa itu). Terkadang seorang yang berilmu diantara mereka amat kuat ilmunya, namun dosa-dosanya juga gawat!! Nah, kini aku tahu bahwa hukuman-hukuman Allah –walaupun besar-, maka hukuman itu masih tetap di bawah dibandingkan pelanggaran mereka. Jika hukuman terjadi untuk membersihkan dosa mereka, maka berteriaklah si pendo'a diantara mereka, “Anda melihat hukuman ini, karena sebab apa?!” Si Pendo'a ini lupa terhadap sesuatu menyebabkan gempa bagi sebagian orang. Terkadang seorang bapak tua dihinakan di masa tuanya sampai hati iba kepadanya. Sementara ia tak sadar bahwa hal itu terjadi karena keteledorannya terhadap hak Allah -Ta’ala- di masa mudanya. Kapan pun anda melihat orang yang diberi kutukan, maka ketahuilah bahwa semua itu karena dosa-dosanya”.
_________________
[Lihat Shoidhul Khothir (hal. 29-30) karya Ibnul Jawziy]

Sumber: SALAFY

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites