Thursday, August 7, 2014

perjalanan menuntut ilmu Syar'i/ Agama

Silsilah Rihlah-ku
******************

_________
[[*Rihlah: perjalanan menuntut ilmu Syar'i/ Agama]]

      ����������

     ��Kumpulkan yang
ENAM pada Rihlah-mu��
=====================

               

                 ~•°•~

��Telah diriwayatkan hadits dari Katsīr bin Qois, ia berkata:

"Aku pernah duduk bersama Abud Dardâ di sebuah Masjid Damascus.

Ada seorang datang kepada beliau, dan berkata:

"يَا أَبَا الدَّرْدَاء إِنِّي أَتَيْتُك من مَدِينَة الرَّسُول صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثٍ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ".

'Wahai Abud Dardâ!, sesungguhnya Saya mendatangimu dari kota Madinah, karena ada hadits yang Saya dengar Engkau meriwayatkannya dari Rosulullōh Shollallōhu àlaihi Wa Sallam!'.

Maka, Abud Dardâ berkata:

" أَمَا جِئْتَ لِحَاجَةٍ؟
أَمَا جِئْتَ لِتِجَارَةٍ؟
أَمَا جِئْتَ إِلا لِهَذَا الْحَدِيثِ؟"

'Apakah kedatanganmu ini bukan karena ada suatu hajat?, Bukan karena perdagangan?

Apakah kedatanganmu, benar-benar karena hadits?!'

Lelaki itu menjawab:

"َ نَعَمْ!"

'Ya!'.

Kemudian Abud Dardâ berkata:

'Sesungguhnya Saya telah mendengar bahwa Rosulullōh Shollallōhu àlaihi Wa Sallam bersabda:

"من سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ الِلَّهِ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَالْمَلائِكَةُ تَضَعُ أَجْنِحَتهَا رضَا لطَالب الْعلم وَإِن الْعَالم ليَسْتَغْفِر لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلا دِرْهُمَا وَأَوْرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخذه أَخذ بحظ وافر".

'Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan untuk menuntut ilmu, Allōh akan berikan dengannya jalan dari sekian jalan-jalan menuju Syurga.

Dan para Malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya kepadanya sebagai bentuk keridhoan atas dirinya sebagai penuntut ilmu.

Dan sungguh, seorang âlim (yang berilmu) itu akan dimintakan ampunan untuknya oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan paus yang berada di dalam air.

Dan keutamaan seorang âlim (yang berilmu) itu jika dibandingkan dengan seorang âbid (ahli ibadah tapi tidak berilmu) bagaikan keutamaan bulan purnama dengan bintang-bintang yang kecil.

Sungguh, para Ulamā itu adalah para pewaris para Nabi.

Para Nabi tidaklah mewariskan dinar, tidak pula dirham, akan tetapi mereka telah mewariskan ilmu.

Maka, barangsiapa yang mengambil warisan itu, sungguh ia telah mengambil sesuatu yang berlimpah-limpah!'.

[HR. Tirmidziy dalam Sunan-nya no. 2682, dishohīhkan Al-Albāniy]

___________________
ENAM kebaikan dari hadits di atas:
- Keikhlasan dalam rihlah (melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu). Sebagai pondasi untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan selanjutnya.

- Menuntut ilmu, sebagai jalan munju Syurga.

- Doâ ampunan dari seluruh makhluk untuk para penuntut ilmu.

- Keridhoan para Malaikat untuk para penuntut ilmu.

- Bertemu dengan para pewaris Nabi.

- Merebut warisan para Nabi dengan menuntut ilmu, sebanyak-banyaknya yg tidak ada batasnya.

   =[Majmù Al-Fawāid]=

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites